Pagi harinya, Mak Yam tak melihat anak bungsunya itu. Sepertinya dia pergi keluar kampung. Dari ketiadaan sisa sandal yang tertinggal, sepertinya Sobar membawa serta anak dan istrinya juga.
Ketika matahari mendekati titik tinggi, barulah mereka tiba. Tetapi, ada tiga orang pria yang ikut serta dengan mereka. Ketiga sosok pria itu sangat asing. Mak Yam sama sekali tidak mengenalinya. Jelas sekali mereka bukanlah berasal dari wilayah sini.
Cerpen – Kutukan Rumah Ketiga Belas by Latatu Nandemar
Sobar sama sekali tidak menggubris sang ibu. Dia memilih untuk langsung membimbing orang-orang yang dia bawa serta itu untuk menuju lahan yang letaknya hanya sekira sepuluh meter dari rumah ibunya.
Mereka nampak sedang mereka-reka sesuatu. Seperti tengah memperkirakan letak dan juga ukuran yang akan diterapkan di atas lahan milik ibu Sobar tersebut.
Ternyata mereka tengah membuat rancangan sebuah rumah yang akan dibangun untuk ditempati oleh Sobar beserta istri dan anaknya. Tiga orang itu adalah orang sewaan yang akan membantu Sobar membuat rumah sederhananya.
Artikel yang sesuai:
Perasaan Mak Yam jelas sekali seperti baru saja mendapatkan tikaman tepat di ulu hatinya. Dia pun memilih masuk ke dalam rumahnya yang terbuat dari kayu itu dengan membawa luka yang teramat dalam.
Lima hari kemudian, rumah Sobar berdiri. Sama seperti rumah milik ibunya, juga dua belas rumah lainnya. Semuanya terbuat dari kayu dan bambu yang memang masih tumbuh subur di wilayah kaki gunung itu.
Selama hari-hari itu, susah payah Mak Yam menenangkan seluruh warga kampung yang marah karena ketakutan dengan pelanggaran yang telah Sobar lakukan.
Mak Yam meminta waktu kepada mereka semua untuk berunding lagi dengan anaknya. Tetapi perundingan demi perundingan dengan Sobar tampaknya sama sekali tidak membuahkan hasil.