Cerpen – Rumah untuk Istirahat Sejenak by Malika Nur Utami

Cerpen - Rumah untuk Istirahat Sejenak by Malika Nur Utami

“Bu, aku mau sekolah ke sini ya?”

“Nggak boleh, adik kamu bentar lagi lahir. Sekolah di tempat biasa aja ya?”

Oke, aku nurut. Selalu nurut, bukannya mau jadi anak yang egois yang gak mengerti perihal keadaan keluarga. Jadi anak perempuan pertama itu, memang sedikit capek.

Tapi, setidaknya kedua orangtuaku selalu memanjakan ku sebelum aku punya seorang adik. Dan disitulah, aku sedikit terkejut saat rasa manjaku hilang karena harus menjadi kakak yang perhatian kepada adiknya.

Cerpen – Rumah untuk Istirahat Sejenak by Malika Nur Utami

“Nakal banget sih! Bisa diam gak?” teriakku.

Lagi-lagi adikku ini mengganggu saat aku sedang belajar. Dan lagi-lagi ibuku malah menyalahkan semuanya kepadaku. Ini sudah cukup. Ini sudah membuatku muak. Aku rindu kata-kata manis dan ucapan selamat pagi dari kedua orangtuaku.

Sekarang hanya ada teriakan setiap harinya. Entah itu kedua orangtuaku yang bertengkar karena masalah sepele, atau adikku yang merengek di tengah malam.

Ini semua sudah membuatku kesal. Usia segini emang lagi semangat-semangatnya untuk ambis. Selain ingin menduduki juara satu di kelas, aku pun ingin melanjutkan pendidikanku ke jenjang yang lebih tinggi.

“Kamu mau kuliah?” Aku hanya mengangguk, karena aku sudah tahu apa yang ingin ibuku bicarakan.

“Kerja dulu aja, nggak semua yang kuliah bisa sukses. Gimana kalau kamu berhenti di tengah jalan kaya dia? Terus beres kuliah malah nganggur?”

Duh capek banget. Denger ocehan yang belum tentu pasti terjadi. Dan itu pun belum terjadi. Sebagai anak yang cukup baik aku hanya menuruti ucapan mereka. Namun, di hati ini hanya bisa pasrah dan ingin membalas ucapan ibuku. Tapi, tak bisa. Hanya bisa memendam saja. Dan itu pun cukup bagiku.

Entah aku yang keterlaluan atau mereka yang terlalu memanjakan. Kedua adikku selalu dituruti semua keinginan mereka. Namun, bagaimana dengan pendidikanku?

Tinggalkan Komentar