Cerpen – Ini Tentangku, Si Pelupa by Sang Ayu

Cerpen - Ini Tentangku, Si Pelupa by Sang Ayu

Aku tersenyum lalu berjalan ke arahnya. Terlihat empat gadis cantik di sana, aku duduk dengan canggung. Kalian tahu, aku bukanlah anak populer yang bisa mempunyai banyak teman. Empat orang ini saja yang mengajakku sedari ikut sanggar. Mereka mungkin kasihan padaku yang pada saat hari pertama hanya  sendiri dan bengong saja.

Itu saja yang aku ingat, entah siapa yang duluan memanggilku. Untuk nama mereka saja aku tak ingat, aku akan menggunakan kata kamu untuk berbicara kepada mereka.

“Kamu tumben terlambat? biasa udah duluan nangkring di sini,” tanya dia seorang gadis dengan rambut sebahunya.

“Biasa tadi ada kerjaan sedikit, oh iya nama kamu siapa ya aku lupa?” tanyaku.

“Aduh, kamu ini selalu lupa. Bagaimana kamu catat saja dibuku nama-nama kita,” ucap dia kepadaku.

“Maaf ya teman-teman aku memang selalu begini. Lupa akan hal kecil,” aku menunduk takut mereka tak mau berteman denganku si pelupa.

“Hei, enggak apa. Santai saja sama kita,” ucap gadis dengan kuncir satu itu jangan lupa ia menepuk bahuku seolah berkata  tidak apa kita mengerti.

Setelah aku mencatat nama mereka, aku memandang mereka satu persatu. Aku harap aku bisa mengapalnya. Baik, ini waktu kita dance. Guru sanggar menghimbau untuk para dance agar berbaris. Kini aku itu berjejer di barisan geng cinta. Iya, geng cinta itu empat teman baruku. Itu kata mereka tadi pada saat menulis nama-nama mereka.

Sebelum dance seperti biasa kita pemanasan dulu. Setelah itu musik dinyalakan tanpa sadar aku mulai mengerakkan tubuhku sesuai irama. Seorang pemuda memandang Riska dengan minat. Entah daya tariknya sangat kuat. “Lihatnya begitu amat bro,” ucap Bimo teman si Kean.

“Gue cuma bingung, itu cewek kenapa enggak ingat sama kejadian tempo lalu,” ucap Kean.

“Iya, gue juga bingung. Padahal lo ganteng tapi di lupain. Mana dia pas meluk lo adem banget kayaknya. Lo juga kayak menikmati,”  ucap Gema.

“Ya, jujur aja nyaman gue sama dia. Bersyukur waktu itu kita berantem sama geng  Esya. Gue jadi ketemu sama dia, walau sekarang itu cewek kayak enggak kenal kita-kita.” Kean berdiri lalu melangkah ke depan. Ia duduk di sana agar lebih leluasa melihat gadis itu.

Abi menepuk bahu Kean, “lo main pindahs aja. Bilang ke kita kek.”

“Ststs, diam!”

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *