Cerpen – Anorexia by Annisa Syakirah

Cerpen - Anorexia by Annisa Syakirah

Awalnya semua berjalan lancar hingga sebuah kejadian terjadi. Rumbai baju yang digunakan Cantika terinjak oleh teman yang berada di belakangnya, hal tersebut membuat tubuh Cantika terhuyung menabrak temannya. Seketika gelak tawa pecah di lapangan. Cantika segera menyeimbangkan kembali tubuhnya dan berusaha tetap professional.

Cerpen – Anorexia by Annisa Syakirah

”Mangkanya sadar badan. Ga usah sok bisa deh.”

“HAHAHAH. Babon keserimpet.”

“Kasihan Gue sama panggungnya, takut jebol. HAHAHA.”

“Lihat deh! ada kudanil joget.”

Setelah kejadian itu, banyak orang yang menertawakan Cantika secara terang-terangan ataupun secara diam-diam. Bahkan beberapa kalimat sampah telah menelisik telinganya. Akhirnya waktu pentas pun usai. Saat yang lainnya turun dari panggung, Cantika segera bergegas menuju kamar mandi.

“Bodoh. Bodoh. Bodoh. Baju sialan! Kenapa harus keserimpet segala sih.” Cantika menarik rumbai bajunya hingga terlepas. Ia marah pada dirinya sendiri yang bertindak ceroboh dan memalukan. Ia menatap cermin yang berada di hadapannya lekat.

Di dalamnya terdapat pantulan diri Cantika yang terlihat menyeramkan dan aneh. Ia mengamati refleksi dirinya tersebut. Hidung, mata, mulut, dan seluruh bagian wajah tanpa terkecuali. Cantika juga mengamati bagian tubuhnya dari atas kepala hingga ujung kaki. Entah mengapa semakin lama ia menatap pantulan dirinya di sana. Semakin bergejolak amarah dan rasa benci itu timbul.

Seketika Cantika melempar rumbai baju yang tadi terlepas ke arah kaca. Ia benci dengan benda tersebut. Benda yang menyebabkan dirinya menjadi bahan cemoohan teman-temannya. Suara hinaan dan tatapan benci dari orang-orang di sana terus berputar dalam otak membuatnya merasa frustasi.

Cantika menjatuhkan dirinya ke lantai sambil memeluk lutut. Ia berteriak. Menjerit putus asa kepada takdir yang berhasil menghancurkannya. Mengeluarkan seluruh emosi yang sudah begitu lama tertanam hingga tidak ada tenaga untuk bersuara.

Seketika Cantika sadar bahwa ia tidak bisa terus menerus menyalahkan diri sendiri. Ia harus melawan dan menunjukan siapa ia sebenarnya. Berusaha mematahkan pendapat mereka dengan cara yang benar membuat Cantika bertekad untuk memperbaiki penampilannya. Beberapa minggu kedepan tepatnya saat libur pergantian kelas merupakan momentum yang tepat bagi Cantika untuk memperbaiki dirinya.

Hari demi hari Cantika lalui dengan berolahraga, konsumsi makanan sehat, mengatur pola tidur, melakukan diet, hingga perawatan. Semua hal akan ia lakukan untuk mencapai standar kecantikan itu. Tentu saja semuanya butuh pengorbanan, tidak semudah membalikan telapak tangan.

Beberapa minggu kemudian akhirnya tahun ajaran baru dimulai. Akhirnya semua pengorbanan Cantika membuahkan hasil. Ia berhasil menghilangkan lima kilogram massa tubuhnya. Itu memberikan efek cukup besar bagi penampilannya. Penurunannya memang sedikit tidak masuk akal, tetapi Cantika melakukan diet dan olahraga yang keras agar bisa mencapai tujuannya.  Hal itu membuat Cantika terlihat lebih menawan dan percaya diri.

“Cantika? kok lo bisa kurusan sih? gimana caranya?” tanya Ifa, teman sebangku Cantika di kelas.

“Ya gitu deh.” jawab Cantika santai.

“Ih ini seriusan lo? Cantik banget sekarang.” puji Ifa lagi.

“Bisa aja lo.” jawab Cantika sambil terkekeh.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *