Opini – Main Game Buang Waktu, Benarkah Begitu? by Marvin Kemal

Opini - Main Game Buang Waktu, Benarkah Begitu?

Banyak sekali kalangan orang di Bumi ini yang menganggap bahwa bermain game hanya membuang waktu dan cuman membuat mata kelelahan. Apakah benar begitu?

Kata beberapa orang, bermain game tidak ada untungnya. Nyatanya, perkataan itu bisa dibilang salah besar! Padahal, banyak orang di luar sana yang bisa belajar bahasa Inggris dari game, belajar sejarah dari game, bahkan belajar investasi dari game.

Gak percaya? Sebagai contoh ada game Assasin’s Creed. Game besutan Ubisoft ini sudah memiliki banyak seri yang di setiap serinya sudah banyak sejarah yang dimuat. Salah satu sejarah yang dimuat adalah adanya adegan eksekusi Louis XVI di seri Assasin’s Creed Unity.

Kesimpulannya, tidak semua game ber-genre kekerasan seperti seri game GTA. Banyak game lainnya yang bertema edukasi, seperti Individual Investor Tycoon yang memberikan pemainnya sensasi investasi saham, properti, dan obligasi di era 90-an. Ada juga game Motorsport Manager yang memberikan pemainnya sensasi menjadi manajer tim balap dan mengatur strategi balapan agar bisa meraih kemenangan.

Kata beberapa orang, bermain game tidak menghasilkan uang dan hanya membuang-buang waktu menatap layar smartphone atau komputer. Padahal, sudah banyak gamers di dunia yang berhasil meraup untung dari turnamen e-sports. Contohnya ada s1mple.

Pria bernama lengkap Oleksandr Kostyliev ini adalah pemain yang memperkuat tim NaVi di divisi CS:GO. Sejak bergabung bersama NaVi di tahun 2016, s1mple sudah memenangkan berbagai turnamen di seluruh dunia.

Sebagai contoh, s1mple bersama timnya pernah menjuarai turnamen ESL One: Cologne 2018 dan membawa pulang uang senilai $125.000,00 atau senilai Rp1.739.703.225,00. Turnamen terakhir yang dihadiri s1mple bersama timnya adalah turnamen Intel Grand Slam Season 3.

Dilansir dari Liquipedia, sejak 2013 hingga saat ini, s1mple sudah mengantongi uang senilai $1.203.686,00. S1mple memang berasal dari Ukraina, tetapi kali ini ada contoh karir gemilang dari pro player e-sports asal Indonesia. Zuxxy.

Siapa yang tak kenal remaja 18 tahun ini? Zuxxy yang bernama lengkap Made Bagas Pramudita saat ini memperkuat Bigetron di divisi PUBG Mobile bersama saudara kandungnya, Luxxy.

Dilansir dari Liquipedia, sejak awal karirnya hingga saat ini, Zuxxy sudah banyak memenangkan berbagai turnamen PUBG Mobile internasional. Kekayaan Zuxxy saat ini senilai $223.020,00, atau senilai Rp3.179.562.702,77.

Tentunya kalian ingin tau pro-playere-sports terkaya di dunia. Ada nama John “N0tail” Sundstein yang menduduki peringkat teratas sebagai pemain e-sports terkaya di dunia. Bukan tanpa alasan, N0tail bersama timnya, OG, berhasil memenangkan turnamen game Dota2 yaitu TI8 dan TI9, dan dari kemenangan turnamen itulah N0tail bertengger di peringkat teratas daftar pro-player e-sports terkaya.

Dilansir dari Liquipedia, saat ini, N0tail sedang bersantai sambil menikmati tabungannya senilai $6.976.271,00, dan jika dalam bentuk rupiah maka menjadi senilai Rp99.459.649.699,78. Sungguh angka yang sangatlah fantastis! Hal ini sudah menjadi bukti yang cukup kuat bahwa bermain game tidaklah membuang waktu, asalkan mempunyai skill.

Memang benar menjadi pro-player e-sports akan membutuhkan waktu yang lama dan membutuhkan skill di atas rata-rata. Walaupun begitu, gamers masih bisa meraup untung tanpa perlu skill yang tinggi. Windah Basudara contohnya. Siapa yang tak kenal YouTuber yang satu ini? Windah Basudara yang akrab dipanggil Windah ini sering menghiasi tampilan dashboard YouTube kalian, terlebih lagi jika kalian sering menonton video bertemakan game.

Untuk yang belum tau Windah Basudara, ia adalah seorang Youtuber bernama asli Brando Windah dengan sekitar lebih dari empat juta subscribers. Rata-rata penonton video Windah saat ini berkisar di atas dua ratus ribu viewers.Sedangkan, jika Windah melakukan live-streaming, tak jarang viewers live-streaming-nya berada di kisaran delapan puluh ribu viewers

Selama menjadi YouTuber, Windah tak terlalu menggunakan skill-nya dalam bermain game. Windah lebih sering bercanda dengan viewers-nya. Candaannya yang lucu membuat Windah semakin dikenal oleh publik.

Windah juga lebih sering bermain game-game yang tersebar di Play Store, lalu menggunakan emulator di komputernya agar Windah bisa memainkan game tersebut di komputer kesayangannya.

Windah Basudara dengan tubuh kekarnya ini mulai mengunggah video di platform YouTube sejak tahun 2019 dan hanya dalam kurun waktu lebih dari satu tahun, Windah berhasil menggaet lebih dari dua juta subscribers dan mendapatkan Gold Play Button persembahan YouTube.

Dilansir dari NoxInfluencer, setiap bulannya Windah Basudara mendapatkan uang sekitar Rp710.150.000,00 hingga Rp2.490.000.000,00. Ada satu contoh lainnya YouTuber gamer yang lebih mengedepankan komedi daripada skill. VianoGaming namanya. Kevin Viano adalah nama di belakang akun YouTube VianoGaming tersebut.

Di channel YouTube-nya, Kevin sering mengunggah video game-game nyeleneh. Sama seperti Windah Basudara, semua video Kevin rata-rata ditonton hingga lebih dari seratus ribu viewers. Kevin cukup jarang mengunggah videonya di platform YouTube.

Tak jarang Kevin hanya mengunggah satuvideo berdurasi sepuluh menit setiap minggunya. Walaupun begitu, subscribers Kevin yang berada di angka satu juta lebih tetap sabar menunggu Kevin mengunggah video tiap minggunya. Taksiran penghasilan bulanan Kevin jika dilansir dari NoxInfluencer berkisar di angka Rp36.140.000,00 hingga Rp126.530.000,00.

Selain menjadi YouTuber dan pro-player, para gamers di dunia juga banyak yang meraup untung dengan cara menggunakan sosial media mereka masing-masing. Nantinya, gamers yang memiliki item game yang mahal bisa menjual item game tersebut di akun sosial medianya sendiri atau menjualnya melalui platform jual-beli.

Banyak gamers yang rela membuang waktunya berjam-jam demi mendapatkan item langka di game yang dimainkan, tetapi hal itu tidak sia-sia karena item tersebut nantinya bisa dijual kembali. Contohnya, di banyak platform jual-beli, banyak orang yang untung hanya dari menjual item game seperti Growtopia, Valorant, dan CS:GO.

Kesimpulannya, gamers bisa menggunakan game yang dimainkan, menjadi sebagai media pembelajaran ataupun menjadi media yang akan meraup untung. Meski begitu, pilihan itu kembali lagi ke diri si gamers masing-masing.

Ditulis oleh: @irizuxx

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn