Sebagai seorang penulis fiksi, berhasil menciptakan cerita yang disukai dan bisa membuat pembaca terus tertarik untuk membacanya dari awal sampai akhir ialah sebuah keberhasilan. Nah, keberhasilan dalam membuat pembaca terus berminat dengan cerita yang kita tulis salah satunya ditentukan oleh bagaimana kita membuat alur ceritanya.
Alur cerita bisa dikatakan sebagai salah satu faktor terpenting dalam sebuah cerita fiksi dan bisa dikatakan pula sebagai tulang punggung cerita fiksi. Melalui alur cerita, kita bisa mengatur bagaimana tindakan-tindakan tokoh dan peristiwa dalam sebuah cerita bisa saling bertautan dan membentuk sebuah cerita yang utuh dalam suatu kesatuan waktu.
Daftar isi
TogglePengertian Alur Cerita, Jenis, Unsur-Unsur dan Contohnya yang Wajib Dipahami Penulis Fiksi
Artinya, alur tidak sekedar berupa urutan waktu terjadinya peristiwa, tapi di dalamnya membuat hubungan sebab-akibat antar peristiwa yang terjadi. Dan, bagaimana kita mengolah hubungan sebab-akibat tersebutlah yang akan menentukan bagaimana kualitas cerita yang kita tulis. Hal tersebut membutuhkan kreativitas kita.
Nah, supaya kreativitas kita makin terasah maka penting sekali untuk kita, khususnya penulis pemula untuk memahami apa sebenarnya yang disebut dengan alur cerita atau plot. Untuk memahami pengertian alur cerita Kamu bisa membacanya dalam uraian di bawah ini:
Artikel yang sesuai:
Pengertian Alur Cerita atau Plot Cerita
Pada pembuka artikel ini kita telah sedikit membahas pengertian alur cerita secara umum, ya. Nah, pada sub bab ini kita akan mengulik lebih lanjut tentang apa itu alur cerita dari pendapat para ahli, yang antara lain ialah sebagai berikut ini:
1. Sudjiman
Alur cerita menurut Sudjiman ialah rangkaian peristiwa dan dijalin dengan seksama, yang menggerakkan jalan cerita melalui melalui rumitan ke arah klimaks dan anti klimaks. Artinya, hubungan peristiwa di dalam sebuah karya sastra untuk mencapai efek tertentu yang bisa diwujudkan oleh hubungan temporal (waktu) dan hubungan kausal.
2. Forster
Foster memaparkan bahwa alur ialah rentetan peristiwa yang mana menekankan pada hubungan kausalitas atau sebab-akibat. Artinya, plot bukan hanya sekedar berurutan secara kronologis saja.
3. Chatman
Chatman memaparkan pendapatnya mengenai plot yakni plot merupakan tata urutan pemunculan peristiwa-peristiwa dalam cerita. Maka dapat kita lihat ya, plot tidak sekedar urutan peristiwa, tapi bagaimana kita memunculkan sebuah peristiwa juga menjadi penentu kualitas dari cerita yang kita buat.
4. Stanton
Plot menurut pendapat Stanton ialah sebuah cerita yang memuat urutan kejadian. Yang mana tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa lain.
5. Kenny
Kenny memaparkan pendapat tentang plot sebagai peristiwa-peristiwa yang ditampilkan dalam cerita yang tidak bersifat sederhana. Mengapa tidak sederhana? Karena pengarang menyusun peristiwa-peristiwa itu berdasarkan hubungan sebab akibat.
Dari lima pendapat para ahli di atas terkait dengan alur cerita, dapat kita lihat ya poin yang tidak boleh kita abaikan dalam menyusun cerita atau plot cerita ialah hubungan kausalitas atau sebab-akibat. Artinya, jika Kita hanya menampilkan peristiwa demi peristiwa yang mana hanya mendasarkan dari pada urutan waktu saja belum bisa dikatakan cerita kita memiliki sebuah plot.
Jadi … pastikan ketika kita menulis karya fiksi hubungan sebab-akibat antar peristiwa telah jelas, runut dan juga logis. Dengan demikian, akan tercipta sebuah karya yang tidak hanya bagus tapi bisa membuat pembacanya betah untuk membaca sampai habis dan mengerti kemana arah cerita tersebut akan membawanya.
Jenis-Jenis Plot Cerita yang Umum Ditemukan dalam Karya Fiksi
Setelah memahami pengertian dari plot cerita, kini saatnya kita belajar lebih lanjut tentang jenis-jenis. Kamu dapat membacanya lebih lanjut dalam uraian di bawah ini:
1. Alur maju (progresif)
Alur progresif atau lebih dikenal dengan sebutan alur maju ialah jenis alur di mana cerita dimulai dari awal, berkembang menuju konflik, lalu puncak dan berakhir dengan penyelesaian.
Jenis alur ini mengikuti urutan waktu yang logis, tanpa flashback atau lompatan waktu ke masa depan. Alur cerita jenis ini ialah jenis alur yang mudah sekali kita jumpai di cerita fiksi.
2. Alur mundur (regresif)
Alur regresif atau alur mundur memiliki ciri khas berupa menceritakan masa lalu dari tokohnya. Penyabaran peristiwanya yang terikat hubungan sebab-akibat dimulai dari titik akhir cerita atau konflik, kemudian mundur ke masa lalu untuk menjelaskan bagaimana peristiwa tersebut terjadi.
3. Alur campuran
Jenis alur cerita ini menggabungkan alur maju dan mundur. Pada jenis plot cerita ini kita dapat memulai cerita dari titik tengah, kemudian menggunakan kilas balik atau flashback untuk menggambarkan peristiwa masa lalu, dan kembali ke masa depan untuk melanjutkan cerita hingga akhir.
4. Alur sorot balik (flashback)
Plot cerita diawali dengan mendahulukan akhir cerita dan setelah itu kembali ke awal cerita. Cerita biasanya dimulai dari klimaks, anti-klimaks, akhir lalu kembali ke awal.
5. Alur klimaks
Alur klimaks ialah alur cerita yang bercirikan susunan peristiwa di dalamnya berbentuk menanjak. Artinya, urutan alur cerita klimaks ini berawal dari peristiwa biasa lalu meningkat ke bagian peristiwa penting yang lebih menegangkan dari sebelumnya.
6. Alur anti-klimaks
Jika alur klimaks menanjak, anti klimaks ini urutan peristiwanya menurun. Yakni dimulai dari peristiwa yang menegangkan lalu makin lama makin kendor atau tidak semenegangkan di awal cerita, lalu menuju atau diakhiri dengan peristiwa yang biasa saja.
7. Alur cerita kronologis
Jenis plot ini peristiwa-peristiwa dalam cerita tersusun sebagai urutan waktu terjadinya peristiwa. Ciri khas dari alur cerita kronologis yakni adanya hitungan jam, menit, detik, hari dan lain sebagainya. Yang mana komponen tersebut berfungsi untuk menunjukkan suatu waktu tertentu.
Unsur-Unsur Alur Cerita
Unsur-unsur pembentuk alur cerita umumnya terdiri dari:
1. Eksposisi (pengenalan)
Eksposisi atau pengenalan merupakan unsur alur cerita yang pertama dan letaknya ada di awal sebuah cerita. Umumnya bagian eksposisi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dasar bagi pembaca tentang cerita yang akan berkembang.
2. Konflik
Selanjutnya yaitu konflik, konflik merupakan unsur yang berfungsi sebagai pendorong utama dalam cerita. Konflik pada umumnya terbagi menjadi dua sumber, yaitu yang berasal dari internal atau diri tokoh sendiri dan eksternal dari lingkungan sekitarnya. Dengan adanya konflik maka akan memunculkan ketegangan yang membuat cerita semakin menarik.
3. Klimaks
Klimaks ialah puncak dari ketegangan, artinya konflik telah mencapai puncak tertingginya. Pada bagian ini, tokoh utama akan menghadapi tantangan terbesar atau bisa dikatakan di sinilah tokoh utama harus menentukan sikap akan masalah yang dihadapi dalam cerita. Keputusan yang diambil tersebut yang dapat menentukan arah cerita.
4. Antiklimaks
Pada bagian antiklimaks ini akan digambarkan bagaimana tokoh utama mengatasi atau menerima hasil dari konflik yang mereka hadapi. Pada bagian ini pembaca akan merasakan ketegangan yang sedikit mereda karena tokoh utama telah mulai menemukan solusi penyelesaian konflik.
5. Resolusi (penyelesaian)
Bagian terakhir dari plot cerita yaitu penyelesaian atau resolusi. Pada bagian ini konflik di dalam cerita telah terselesaikan, untuk endingnya sendiri bisa happy ending, sad ending, maupun ending yang menggantung. Pada bagian ini pembaca akan menentukan sikap puas atau tidak dengan keseluruhan cerita yang kita tulis.
Contoh Plot Cerita
Setelah memahami pengertian, jenis dan unsur-unsur yang ada dalam alur cerita. Sekarang saatnya kita melihat berbagai contoh cerita dalam berbagai jenis alur cerita, mulai dari alur maju, mundur dan campuran berikut ini:
Alur cerita maju
Berikut ialah contoh cerita fiksi dengan alur cerita maju. Cerita ini merupakan cerpen dari Ulva Yuni dengan judul “Biarkan Aku Menangis” dan berikut ialah ceritanya:
“Ajak dia sarapan, Gist.” Bisik-bisik itu terdengar lagi di belakang kursiku. Tanpa menoleh sama sekali, aku sudah tahu siapa yang tengah mengobrol dengan suara pelan di sana.
Sudah satu bulan, dan mereka terus saja memperlakukanku seperti bocah yang kehabisan coklat. Dibujuk rayu agar tidak menangis.
“Dar, belum sarapan, kan? Sarapan, yuk!” Itu suara Gista. Gadis berponi yang sering memberikan aneka camilan kepadaku.
Aku berbalik malas, menatap wajahnya. Senyumku hambar, sama seperti senyum kemarin atau kemarin lagi. Dan Gista seolah tidak peduli. Mungkin di matanya semua senyum itu bentuknya sama. …
Cerpen – Biarkan Aku Menangis by Ulva Yuni
Untuk mempelajari lebih lanjut Kamu bisa membacanya pada link berikut: Cerpen – Biarkan Aku Menangis by Ulva Yuni.
Alur mundur
Untuk alur mundur Kita akan m mengambil contoh dari cerpen berjudul “Tentang Kertas Sontekan dan Karla” dari Penulis Tiana Rayunda:
Ruang BK memang selalu menegangkan.
Dua hari yang lalu, aku dan Kevi baru saja menuliskan nama kami di daftar keterlambatan siswa. Kami tidak sengaja datang terlambat setelah semalam suntuk memainkan gim baru di PC Kevi.
Kami selalu berangkat bersama, dan kalau pun harus menyambangi ruang BK, kamu selalu bersama pula. Namun, siang ini aku duduk di ruang BK tanpa Kevi. Kulihat anak itu menyembulkan kepala melalui jendela sebelum pergi setelah dipelototi bu Dian.
Guru BK yang terkenal mengintimidasi itu menatapku lamat, sebelum memindahkan tatapannya ke sampingku, ke arah Karla, murid paling pintar di sekolah, si ranking satu paralel. Yah, itu dulu, sebelum Teri si ranking dua menggeser posisinya.
Bu Dian berdeham, melipat kedua tangannya di atas meja. “Jadi, kertas siapa ini? Karla bilang ini punya Dira, tapi Dira bilang ini punya kamu, Karla. Yang benar siapa?” tatapan Bu Dian selalu menakutkan, begitu pun kali ini. Beliau mengangkat kertas penuh rumus-rumus matematika.
Cerpen – Tentang Kertas Sontekan dan Karla by Tiana Rayunda
Untuk mempelajari dan membacanya lebih lanjut silahkan kunjungi link berikut: Cerpen – Tentang Kertas Sontekan dan Karla by Tiana Rayunda.
Alur campuran
Untuk alur mundur Kita akan m mengambil contoh dari cerpen berjudul “Kemustahilan yang Kuharapkan” dari Penulis Nazla Faira:
Sepanjang hari aku memikirkanmu, meskipun kau tidak akan tahu hal itu.
Aku terdiam menatap satu kalimat yang tertulis di buku harianku. Kalimat itu terus bergema di kepala, hingga membuatku ingin mengatakannya dengan lantang di telingamu.
Namun, setelah enam tahun lamanya, kalimat itu hanya bisa tersimpan dalam buku harian, bersama ribuan puisi yang kutulis untukmu. Tentu saja kau tidak akan tahu hal itu.
Jika kalian ingin membaca kisah romantis yang berakhir bahagia, maka bukan cerita ini jawabannya. Aku hanya menulis perjalanan selama menyukainya. Suka dan duka, hingga kata-kata terindah yang kupunya untuknya.
Cerpen – Kemustahilan yang Kuharapkan by Nazla Faira
Untuk membaca dan mempelajarinya lebih lanjut silahkan klik tautan berikut ini: Cerpen – Kemustahilan yang Kuharapkan by Nazla Faira.
Nah, itulah pengertian alur cerita, jenis-jenisnya, unsur pembentuk dan contoh yang bisa Kamu pelajari. Semoga artikel ini membantu kamu dalam menciptakan cerita berkualitas, ya! Selamat dan semangat untuk terus berkarya!