Cerpen – Rahasia Antara Aku dan Semesta by Andini Mayangpuri

Cerpen - Rahasia Antara Aku dan Semesta by Andini Mayangpuri

Entah sudah seberapa jauh kaki ini melangkah. Aku mulai lelah, malam pun mulai menjelang. Tanpa sadar, aku memasuki sebuah gang sempit dan gelap. Naluriku mengatakan bahwa aku harus segera keluar dari sana, tetapi perasaan kesal yang masih memenuhi ubun-ubun malah membuatku semakin dalam memasuki gang itu. Samar-samar aku mendengar gelak tawa beberapa orang. Perasaanku semakin tidak enak … dan benar saja.

Di ujung gang itu, sekitar sepuluh meter dari tempatku berdiri, aku melihat tiga orang pria sedang duduk. Masing-masing dari mereka memegang sebotol alkohol. Tubuhku gemetar ketakutan. Aku ingin segera pergi dari tempat itu, tetapi kedua kakiku membeku. Salah seorang dari mereka melihatku dan mulai menghampiri.

“Halo cantik, sendirian aja?” tanyanya genit. Aku mundur perlahan sambil tetap waspada.

“Hei! Ada sasaran empuk nih,” seru pria itu pada dua temannya.

Sebelum pria itu sempat menoleh lagi ke arahku, seseorang menarik lenganku dan membawaku pergi dari sana. Ketiga pria itu mengejar. Kami terus berlari hingga berhasil keluar dari gang itu dan berada di tempat yang aman.

“Kamu baik-baik aja?” tanyanya dengan dengan napas tersengal. Kekhawatiran nampak jelas di raut wajahnya. Aku menggeleng dan langsung menghambur ke dalam pelukannya.

“Nggak apa-apa … ada Om disini. Kamu aman sekarang, jangan takut ya,” bisiknya sambil mengusap punggungku.

“Maaf yaa … om udah kasar sama kamu tadi,” lirihnya lagi.

“Jangan diulangi lagi ya Om,” ucapku pelan. Dia mengangguk dan mempererat pelukan kami.

Untuk yang kesekian kalinya, om Zein datang di saat yang tepat. Malam ini, aku menyadari bahwa kehadirannya dalam hidupku sudah lebih dari cukup. Dia adalah sosok malaikat pelindung yang Tuhan kirim untukku.

Dan tentang perasaanku kepadanya, aku akan memendamnya rapat-rapat. Entah sampai kapan. Bisa jadi selamanya. Biarlah ini jadi rahasia antara aku dan semesta. Biarlah bintang gemintang di langit yang menjadi saksi, bahwa aku mencintainya.

Penulis: Andini Mayangpuri

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn