Puisi – Renjana Terbelenggu Norma by Suci Asa

Puisi - Renjana Terbelenggu Norma by Suci Asa

Bagaimana bisa Dara terus menyangkal

Sifat elok Kakanda seberang

Puisi – Renjana Terbelenggu Norma by Suci Asa

Terpahat tegas di tiap inci gerakan

Tersulam rapi di setiap bait tutur perkataan

***

Telah lama Dara mencuri pandang

Membentuk senyum tipis kala bertatap

Walau setelahnya menjelma serdak

Dikelilingi kupu-kupu memutari benak

Diserang lemas secara mendadak

***

Aduhai Kakanda,

Bisa kah Kau kurangi pesona itu sedikit saja?

Tidak kah Kau letih memancarkan cahaya?

Apakah Kau tahu betapa Dara tersiksa karenanya?

***

Renjana ini kian menguasai diri Dara

Mencoba mendobrak kehendak

Memaksa keluar dengan berontak

Merobek batalion hati

Menggoyahkan bisu nurani

Yang sejak lama kerap menghalangi

***

Perlahan indah kata pun ingin menyeruak

Merangkai kalimat terindah

Menyusun puisi romansa penuh makna

‘Tuk dipersembahkan dengan sepenuh jiwa

***

Tapi, apalah kuasa Dara?

“Gadis tak boleh mendahului”, katanya.

Renjanaku terbelenggu norma

Terlilit adat tak boleh asal

Menjaga harkat martabat

Demi marwah yang harus dipegang erat

***

Kini Dara hanya bisa meratap

Tersiksa gusar memendam cemas

Melihat kemasyhuran Kakanda kian meluas

Meraba semakin kecilnya kesempatan kita untuk saling mengikat

***

Akan kah Dara terlambat

Tersisih tanpa sempat turut mewarnai

Terdorong bunga-bunga cantik di tepian sana

Tertutup keindahan yang saling berebut mendapatkan cahaya

***

Lalu,

Haruskan Dara tetap menanti

Menunggu pelangi mampir sendiri

Menahan segala hasrat sanubari

‘Tuk menjadi sang pujaan hati

***

Penulis: Suci Asa

Tinggalkan Komentar