Cerpen – Dua Insan Bibliophile by Karina Hayya

Cerpen - Dua Insan Bibliophile by Karina Hayya

Gadis itu berdecak pelan. Ia mengedarkan pandangannya, berharap ada kursi atau apa yang sekiranya bisa membantunya untuk mengambil buku itu. Sebenarnya bisa saja ia meminta tolong pemuda itu, tetapi ia tak mau.

Namun, sebelum Nadira menemukan apa yang dicarinya, buku yang ia incar dengan tebal sekitar 300 halaman itu terulur di depannya.

Cerpen – Dua Insan Bibliophile by Karina Hayya

Ia mendongak, melihat siapa yang mengambil buku itu.

“Cewek emang gengsian, ya?” Zoey tersenyum miring. “Staf di toko ini nggak mungkin bantuin kayak staf-staf toko buku di mal.”

Nadira bergeming, juga tak segera menerima uluran buku bekas itu.

Zoey memutar bola matanya. Lalu mengambil tangan Nadira dan menyerahkan buku bersampul hijau tosca itu.

“M-makasih …,” ucap Nadira pelan.

Nadira lalu pergi ke bangku panjang yang memang disediakan untuk para pengunjung yang mau membaca. Ia membuka buku bekas itu perlahan, mengecek kondisinya bagaimana. Gadis bibliophile itu tersenyum puas saat melihat kondisi bukunya masih 90% bagus, nyaris seperti baru. Hanya ada beberapa bercak-bercak kuning. Fix, buku ini harus jadi milik gue! batinnya.

“Kenapa lo milih buku itu?”

Nadira menoleh, mendapati pemuda tadi duduk di sebelahnya. “Suka aja sama desain sampulnya dari pandangan pertama. Sederhana, tapi menarik.”

Zoey mengangguk-angguk. Di tangan kirinya sudah ada tiga buku sekaligus, entah kapan diambilnya. “Buku itu sama kayak lo,” tunjuknya pada buku di tangan Nadira. “Sederhana, dan menarik dari pandangan pertama.”

Wajah Nadira bersemu merah. Ia mengalihkan wajahnya.

“Suka koleksi buku-buku bekas?” Pemuda itu kembali bertanya.

“Nggak juga sebenarnya.”

Zoey mengernyit. “Maksudnya?”

“Hmm … Tergantung budget-nya, sih,” jawab Nadira. “Semua orang pasti suka buku baru. Tapi selama belum bisa beli yang baru, mending beli yang bekas dulu, kan, nggak apa-apa. Daripada beli buku bajakan.”

Ucapan Nadira membuat Zoey terkesiap. Pemuda itu terdiam, bola matanya bergerak gelisah.