Aku pernah membaca sebuah buku dengan judul “Seni untuk Bersikap Bodoamat”. Buku tersebut sangat keren dan isinya cukup mengispirasi. Tapi tidak dengan tulisan ini, meskipun sama-sama memiliki judul yang hampir mirip. Kesempatan ini aku mau berbagi cerita saja, tentang rasa tidak perduli dan bagaimana mempermalukan orang dengan sikap tersebut. Kayanya seru ya? Tapi ingat, jangan pernah meniru jika kamu gak kuat dibully setiap hari.
Cara bersikap tidak perduli
Kebanyakan orang cenderung mengartikan kata tidak perduli dengan pandangan negatif. Padahal, dalam buku “Seni untuk Bersikap Bodoamat” menunjukkan bahwa bersikap tidak perduli terkadang penting untuk kesehatan mental kita. Mental loh ya, jangan samakan dengan badan.
Kesehatan mental rentan sekali luka jika kita terlalu sering mendengarkan orang lain, terlalu sering menanggapi perkataan orang lain dan terlalu sering membuka hati untuk sesuatu yang udah tau akan menyakiti hati kita.
Sikap tidak perduli adalah seni dalam menanggapi berbagai macam skeptis tentang diri kita terhadap orang lain. Terkadang, orang lain menganggap diri kita buruk, padahal mereka tidak tahu bagaimana sikap dan perilaku kita sehari-hari. Yah, itulah salah satu contoh penyakit mental. Mencemooh dan membully orang tanpa meninggalkan sebait kata untuk perbaikan. Hemm, itu sih iri saja bro.
Saat kita memandangi sesuatu yang kita anggap buruk, sekejap hati kita akan berkata “ih, apa itu?” , pernah gak kamu merasakan hal seperti itu. Dalam sebuah study kasus ketika kita pergi kesebuah taman, lalu melihat kucing burik dan kita kepo untuk mendatanginya.
Padahal. kita jijik sebenarnya. Lalu apa yang akan kamu lakukan setelah dekat dengan kucing tersebut? Hanya membual “Cuk kucing kok burik!” bukankah kita seperti itu? kenapa tidak ada niatan membersihkan atau memandikan kucing tersebut? Karena jijik di awal tapi kepo, lalu mengolok diakhir.
Sama seperti melihat sesorang yang kita anggap bodoh, bukan memberitahu atau memberikan edukasi, kita justru membully dengan berkata “kon goblok!”. Hemm, penyakit mental lagi kan?
Sebenarnya dari situlah sikap tidak perduli muncul. Banyak orang muak hanya mendengarkan kritikan tanpa masukan. Begitulah cara orang memandang sekitarnya saat ini. Semuanya serba salah, hanya dirinya sendiri yang benar. Penyakit mental.
Tidak perduli bukan berarti berupa kata-kata, tapi tindakan acuh tak acuh dengan orang lain. “Aku tidak perduli”, jangan menggunakan kata itu sebagai dalih kamu sedang tidak perduli. Kamu hanya sedang mempertontonkan kebodohanmu di depan banyak orang.
Dalam artikel ini aku menulis judul “Tidak perduli” sebagai kata kunci utamanya. Tujuannya adalah sebagai headline utama di topik yang aku bahas. Bagaimana tidak, sekarang jamannya saling menghujat tanpa masukan yang logis. Kembali deh, penyakit mental memang sudah akut di negara kita ini, cuk goblok ya 🙂
Lalu, bagaiaman cara mempermalukan orang dengan “Tidak perduli”?
Dalam study kasus yang lain, dulu aku pernah menemui seorang anak dengan tingkat ketidak pedulian yang cukup tinggi. Saat itu dia berjalan dan tidak menyapa sama sekali ke orang-orang, padahal dia kenal dan menurut kebudayaan timur andai kamu kenal dengan orang maka sebaiknya menyapa.
Apakah bertentangan? Sebenarnya tidak sama sekali. Kita kan negara bebas ya? demokrasi membuat semua rakyat Indonesia bisa berkata dan bertindak semaunya asal tidak melanggar hukum yang berlaku di negara tersebut.
Bukan itu yang menjadi poin bro, mari kita simak kenapa anak tersebut enggan menyapa. Kenapa? dalam sisi efisiensi waktu yang dihabiskan untuk menyapa terlalu membuang wakktu. Tapi bukan itu sih alasan sebenarnya, hehe.
Dia hanya tidak perduli dengan orang-orang yang dia anggap hanya menjadi toxic dalam hidupnya. Hidup yang konservatif memang sangat diperlukan di jaman sekarang. Bukan masalah bully membully, tapi juga tentang kepercayaan.
Cara termudah untuk tidak perduli adalah dengan tidak mendengarkan dan menanggapi orang yang sedang menggunjing kita. Senyum lalu jalan tanpa memperhatinkan adalah cara termewah dalam menanggapi mereka.
Dalam hal ini setiap orang yang diperlakukan seperti itu apakah tidak malu? Andai saja kamu berjalan lalu menyapa seseorang, dan kamu hanya dilewati tanpa berkata apa-apa. Gimana tidak malu?
Lalu balasnya dengan apa?
Tidak menanggapi dan mencoba baik pada orang yang menggunjing kita. Menurut buku seni perang ala orang China. Cara termudah menghancurkan orang adalah dengan mendekatinya secara halus, membalasnya secara halus lalu mentikamnya secara bringas di akhir episode. Sekian.