Suara Narator Orang Pertama: Definisi, Kelebihan, dan Kekurangan

Suara Narator Orang Pertama: Definisi, Kelebihan, dan Kekurangan

Suara narator menjadi bagian penting dalam cerita fiksi. Merekalah yang membuat suatu cerita mampu tersampaikan kepada pembaca. Mereka bisa jadi ada di dalam cerita maupun sama sekali tidak terlibat dalam cerita.

Suara Narator Orang Pertama: Definisi, Kelebihan, dan Kekurangan

Suara narator sendiri dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu orang pertama, kedua, ketiga, dan ketiga serba tahu. Setiap jenis suara narator memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Pada kesempatan kali ini kami akan membahas suara narator orang pertama. Tentang definisi, kekurangan, dan kelebihannya.

Definisi

Pertama kami akan membahas tentang narator itu sendiri, di mana merupakan orang atau entitas yang menyampaikan cerita dalam sebuah karya fiksi. Keberadaan narator bisa dibilang unik, antara ada dan tiada.

Pemikiran (pandangan dan pendapat) mereka seringkali berbeda dengan penulis karya fiksi itu sendiri. Sebab mereka ada untuk menyampaikan cerita di dunia fiksi yang diciptakan penulis. Jadi bukan untuk mewakili pemikiran penulis di dunia nyata.

Seringkali, bukan berarti tidak sama sekali ya. Ada beberapa hal atau kondisi di mana pemikiran penulis masuk dalam cerita juga.

Dia bisa ada atau terlibat dalam cerita fiksi tersebut dan bisa juga tidak terlibat. Keterlibatan tersebutlah yang membuatnya secara garis besar terbagi menjadi tiga. Yaitu, suara narator orang pertama, kedua, dan ketiga.

Jadi bisa kita simpulkan, ya? Suara narator orang pertama adalah salah satu jenis dari narator. Di mana suara narator ini menggunakan kata ganti “saya” atau “aku”. Dia sudah dipastikan terlibat dalam cerita novel baik dengan porsi kecil maupun besar (sebagai tokoh protagonis).

Kelebihan Suara Narator Orang Pertama

Beberapa kelebihan yaitu:

Cocok untuk penulis baru

Memungkinkan kamu sebagai penulis baru untuk terlibat dalam cerita. Pemikiran atau sudut pandanganmu dapat dengan mudah kamu sampaikan melalui narasi yang kamu buat.

Kamu akan menjadi salah satu tokoh, yang diwakili oleh narator tersebut. Yang di mana pasti kamu sudah paham betul dengan karakter tokoh yang kamu ciptakan dalam novel tersebut.

Pembaca akan merasa terlibat langsung dalam cerita

Daripada menggunakan penyebutan “Dia” pembaca akan lebih merasa terlibat dalam cerita jika menggunakan sebutan “Aku”. Hal ini seolah-olah membuat pembaca berada di dalam cerita atau bahkan merasa menjadi sosok “Aku” tersebut.

Dengan demikian pembaca akan lebih merasakan apa yang dirasakan oleh sang tokoh sebagai sosok narator tersebut. Pembaca jadi bisa memahami psikologi tokoh yang diekspresikan langsung oleh tokoh di dalam novel tersebut.

Kekurangan Suara Narator Orang Pertama

Setelah kelebihannya, sekarang kami akan membahas kekurangannya. Yaitu:

Terbatas

Dalam menyampaikan cerita dengan sudut pandang orang pertama ini terbatas. Maksudnya adalah, terbatas pada area yang diketahui oleh tokoh sebagai si narator tersebut. Penulis hanya bisa mengungkapkan apa yang akan dilihat dan dipikirkan narator.

Penulis yang menggunakan suara narator orang pertama akan sulit untuk menelusuri sejumlah sub-plot dan berbagai utas naratif. Jika cerita yang tersaji tidak menarik atau sesuatu yang klise lalu terbatas pada satu alur cerita berdasarkan satu sudut pandang, akan membuat novel dalam masalah. Intinya jika kamu tidak mahir akan sulit membuat cerita di novel tetap menarik.

Pembaca hanya akan memahami satu tokoh

Pembaca jadi tidak bisa melihat atau masuk ke dalam dunia dari tokoh lain di novel. Sebenarnya ini tidak akan menjadi sebuah kelemahan asalkan kamu bisa menciptakan tokoh protagonis (sebagai naratornya) yang benar-benar layak untuk diceritakan. Akan menjadi masalah apabila tokoh sekaligus narator tersebut merupakan karakter yang membosankan dan tidak berkembang. Stuck di tempat!

Itu dia kelebihan dan kelemahan dari suara narator orang pertama. Dari beberapa kelemahan yang ada sebenarnya bisa diatasi atau solusi atau tips. Untuk pembahasan tipsnya akan kami bahas di pembahasan berikutnya.

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn