Puisi – Rumahku Sakit by Disna Putri


Lima hari ini langit menangis tiada bosan

Riuh badai tak kunjung berkesudahan

Rumahku jadi tidak enak badan

Puisi – Rumahku Sakit by Disna Putri

Atap seng menggigil berisik mencipta suara gemeletuk kedinginan

Dinding rumah mendingin seiring genangan yang hadir di setiap ruangan

Terlihat rapuh, bisa rubuh entah kapan

Isinya berantakan, dikacaukan anila yang tak punya sopan

***

Perutnya pun mual menggapai sesuatu untuk dimuntahkan

Dan, aku jadi isi perut pertama yang dikeluarkan

Termenung sembari menunggu di pagar depan

Aku tersadar hujan tidak turun di halaman

***

Hujan hanya membantai rumahku sampai tak beraturan

Satu menit telah terlewatkan

Ternyata aku isi perut pertama dan terakhir yang dikeluarkan

Aku jadi satu-satunya korban yang ditelantarkan

***

Pintu rumahku terkunci rapat, terbuka pun enggan

Apa Ia mogok makan?

Apa sakitnya parah hingga terpuruk pada keadaan?

***

Akhirnya kakiku melangkah pergi sembarangan

Tergesa-gesa berlarian

Mencari dokter atau penawar ‘tuk sembuhkan

***

Sembari berharap pada Tuhan

Supaya bagaskara didatangkan

Atau langit dibahagiakan agar tangisnya berkesudahan

Dan semoga saat kembali dari menemukan ramuan

Rumahku sudah mau makan

***

Penulis: @putriisn_

Tinggalkan Komentar