Kau berkelana, menyusuri langkah demi langkah
Menjauhi tempat yang kau sebut rumah
Berbekal harap di negri antah berantah
Susah, tapi ingin kembali dengan hadiah
***
Puisi – Pulang Pergi by Dista Arum Sari
Kaki kecilmu menempuh, mengayuh
Jauh, jauh, jarak tempuh semakin jauh
Kau menapaki keruh, gemuruh, jenuh
Dengan tangan yang diam-diam merindu cara mengetuk pintu berteduh
***
Rumahmu bertanya perihal peluh yang nampak utuh
Katamu ‘kau baik-baik saja dan terus bertumbuh’
Jelas-jelas ada rapuh yang bersembunyi pada nada tangguh
Pun ada angin yang diam-diam berbisik bahwa kau minta direngkuh
***
Rumahmu bilang silakan berjalan, bahkan berlari pergi
Sejauh yang bisa kakimu arungi
Namun, layaknya fajar yang pulang saat malam menghampiri
Rumahmu bilang, jangan lupa pulang saat lelah mendatangi
***
Meski pergi lebih dulu ketimbang pulang
Nyatanya pulang pergi terdengar lebih imbang
Pun Tere Liye menulis ‘Pergi’ sebagai kesudahan ‘Pulang’
Karna sejatinya pulang selalu lebih diinginkan daripada menggelandang
***
Perjalananmu selalu panjang
Tapi memorimu diam-diam juga mencuri pandang
Hingga hatimu selalu ingat persis bagaimana jalan tuk pulang
***
Penulis: @dista.sari22