Lima bulan aku menjauh
menghindari rutinitas dan sarapan tergilaku
dalam ruang-ruang harap
yang lampunya telah padam
***
Artikel yang sesuai:
Puisi – Lima Bulan Ataupun Seterusnya by Zaskia Zahwa
Lima bulan aku berpaling
tak kulihat lagi,
sosok raga pada cermin yang pecah
mengubur lembar-lembar rasa
yang terbakar oleh amarah dan gundah
***
Pagi ini aku kembali
melihat sekantung rindu
yang kini kutabur di atas kasur
pelengkap mimpi buruk yang tak pernah surut
***
Kembali kulihat engkau
di persimpangan jalan, tengah menanti
ujung sepatu hitammu mengetuk-ngetuk
tanah tempat teduhmu berpijak
lantas, seutas senyum menari
di antara jemari
tatkala ia datang dan kalian saling berpeluk rasa
***
Terlelap seperti orang paling tak berdaya
bermainkan kumpulan lagu
terhanyut aku dalam bimbang
haruskah aku mengejarmu?
atau penghujan lebih baik terbit
pada akhir tahunku?
***
Tanggal-tanggal merah menjadi hal yang kubenci
sebab teganya ia
mengusirku dari perasingan
memaksa diri yang rapuh ini tuk pulang
bukankah lima bulan adalah waktu yang cukup
untuk sosok sepertiku melupa?
atau setidaknya,
ia cukup untuk mencipta rasa baru?
***
Setelah malam yang pedih berakhir
juga pagi yang usang berganti
akankah penantian masih ada
meski alurnya jelas,
kau pasti akan terus memilihnya.
***
Penulis: @zaskizeet_