Puisi – Enyahlah, Wahai Tuan yang Asing by Siti Khotimatun Hasanah

Puisi - Enyahlah, Wahai Tuan yang Asing by Siti Khotimatun Hasanah

Dia telah pergi

Membawa lebih dari separuh hatiku

Karenanya, kemarau menjadi selalu bermusim lebih panjang di dadaku

Manalah mungkin setetes air matamu sanggup membasahi dadaku yang kerontang

Usahlah engkau menanam benih baru

Bak berharap bunga tumbuh di batu karang

***

Enyahlah, wahai tuan yang asing…

Kau bukan petani yang kuharapkan menggarap ladang di dadaku

Ladang ini milik tuanku

Tak terbersit setitik pun untuk menggadaikannya

***

Biarlah ia kerontang

Nanti… bila tuanku kembali

Ia akan kembali subur lagi

Menyemai benih-benih baru

Dengan rindu sebagai pupuknya

Kelak… aku dan tuanku bersama-sama memetik manisnya kesetiaan

***

Enyahlah, wahai tuan yang asing…

Aku sungguh perempuan keras kepala

Yang tak mengenal kalkulasi berapa lama aku menunggunya

***

Berbagai musim datang dan berlalu

Tapi tak ada musim yang berani singgah ke dadaku, kecuali kemarau

Mereka bekerja sama menghormati kesetianku

***

Maka, tak bisakah kau pergi jua?

***

Bangunlah, pergilah…

Perempuan-perempuan manis di sudut sana

Lebih patut kau datangi, dibanding aku si perempuan keras kepala yang menanti tuannya, meski tak tahu di mana rimbanya~

Penulis: Siti Khotimatun Hasanah

Tinggalkan Komentar