Pernah Datang Kemudian Pergi by Era Novita

Pernah Datang Kemudian Pergi by Era Novita

Pada saat ini orang menjalani hidup pada kebiasaan hidupnya. Cara pandang yang diambil dari informasi hidup orang, yaitu dari pengalaman. Kebanyakan orang sekarang mengambil cara pandang hidup yang bertebaran, bukan dari riset islam atau bukan dari orang beriman. Hari ini yang mengerikan, banyak orang mengambil cara pandang dari Orang Barat. Banyak cara pandang atau keputusan bukan dari islam, tapi dari referensi umum.

Kita dikuasai oleh diri kita sendiri. Ketika diuji di titik lemah, lalu kita jatuh dan mengeluh. Ada orang yang semakin dekat dengan rahmat Allah, dan ada yang semakin jauh dengan rahmat Allah. Allah menciptakan kesenangan dan kesulitan bagi kita. Terkadang kita datang ke Allah, jika ada butuhnya saja dan minta “Ya Allah aku pengen ini” dan ketika keinginannya tidak dipenuhi akhirnya protes dan akhirnya ngejauhin Allah.

Pernah Datang Kemudian Pergi by Era Novita

Padahal seharusnya kita tak sepatutnya mencela apapun yang telah Allah berikan untuk kita. Kita tidak boleh mengambil keputusan dari prasangka sendiri, tapi harus dengan landasan agama yang baik dan benar. Jangan sampai kita dipengaruhi oleh keadaan dan lingkungan, dipengaruhi oleh perkembangan zaman, apalagi sampai menjauhkan kita kepada Allah. Sebab manusia itu diuji dengan sesuatu yang bersifat indah.

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (QS Ali’-imran ayat 14). Sifat dunia itu ujian yang bersifat keindahan.

Harta, tahta, cinta akan menuntut apresiasi perhatian dari orang lain. Kondisi dalam jiwa manusia ada dua, yaitu ketaqwaan dan kejujuran. Kalau tidak kuat, maka lari dari ketaqkwaan (mudah tergoncang dengan situasi dan kondisi). Kondisi hidup kita lebih banyak diambil dari cara pandang perasan logika, padahal sebenarnya harus bersumber dengan Tuhannnya (Allah).

Kita selalu memakai ego, maka ketika yang diambil itu bukan bersumber dari Yang Maha Tahu, maka akan kacau, karena dengan tidak meriset dulu. Kita harus memiliki landasan yang kuat, yaitu kekokohan keimanan kita. Yang harus kita lakukan adalah sering-sering input sesuatu yang positif.

Orang-orang yang bablas dari petunjuk Allah, maka akan rusak. Dan kalau mengikuti rasa, pasti terus diikutin pastinya nafsu itu akan berjalan terus menerus. Kalau keinginan kita berlawanan dengan petunjuk Allah, maka kita harus tahan, alihkan dan selisihi hawa nafsu kita.

Untuk perempuan menjadi objek hawa nafsu saja, jadi objek zina dan dipakai oleh siapa saja. Karena yang di ikutin itu logika dan perasaan. Maka yang benar itu harus menurut panduannya gimana? Menurut Allahnya gimana? Kita harus pastikan lingkungan yang kita tinggali itu dengan keadaan adem ayem, yaitu tidak pernah terjadi yang namanya perselisihan antar masyarakatnya.

Paling tidak kita punya circle yang saling menasehati dalam kebenaran. Kita harus memperbanyak aksi dengan aktivitas yang menjaga kita dari maksiat. Ketahuilah sahabat, bahwa iblis itu menyerang manusia dari berbagai arah, yang membuat kita ragu-ragu dengan kehidupan akhirat kita.

Dihalang-halangi dari jalan Allah. Kita jangan lupa, kalau kita itu punya Allah. Allah yang menciptakan, Allah juga yang mengembalikan. Sedangkan kalau kita kuat hubungan dengan Allah, maka tidak akan terpengaruh oleh iblis.

Kadang orang jadikan Allah pelarian, bukan tempat harapan. Seharusnya kesenangan menjadi alat kita dekat dengan Allah. Kita harus banyak mengevaluasi diri dan jangan sampai mudah mengambil rujukan umum, tapi harus menurutnya Allah gimana ya? Menurut islam gimana ya aku menyikapi keadaan? Kadang kita mencari sesuatu bukan kepada sumbernya, misal cari buku ke tempat tambal ban. Kan itu udah jelas-jelas salah alamat.

Allah lebih tahu kebutuhan kita, ya datang saja ke Allah.

Bagaimana cara hidup kita? tentu kita harus tahu. Terkadang ada manusia yang ditimpakan istidraj atau sesuatu yang terasa nikmat, padahal itu musibah. Bagaimana waktu ini menjadi keberuntungan kita di akhirat? Allah menjadi keyakinan yang utuh bagi kita, maka jangan ragukan kekuatan Allah, dan kekuasaan Allah. Kondisi firaun yang kuat saja, bisa ditenggelamkan oleh Allah.

Maka jangan sampai kesadaran itu sampai ketika napas sudah dalam kerongkongan. “Iman itu kuat karena ketaatan dan lemah dengan kemaksiatan. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram (QS. Ar-rad 28).

Sulit bertambah taat, kalau tidak bertambah iman. Cara mengontrol hawa nafsu terhadap sesuatu misal ke lawan jenis, pada Qur’an surah Asy Syams ayat 8. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.

Pada hakikatnya manusia terinstal oleh hawa nafsu dan dorongan, padahal kita sudah dekat ke Allah. Tapi pasti ada masanya kita lalai, kita lengah, dan ninggalin Allah. Ingat, kita harus memperkuat apa yang dijanjikan Allah, ketika kita ada rasa atau suka dengan seseorang, dan ini sebenarnya juga normal.

Maka kita harus kembalikan dengan Sang Pencipta karena kita itu muslim, harus ada panduan ataupun tuntunan. Jauhi potensinya atau celah, harus ada batasan. Kadang laki-laki itu ngumpan dan perempuan itu konfirmasi. Jadi itulah yang harus kamu tamengi, perkuat akar Aqidah kepada Allah.

Kamu perkuat lingkungan dan dekatin Allahnya dulu. Apa yang ditakdirkan kepada kita pasti akan sampai ke kita, dan apa yang tidak di takdirkan oleh kita, pasti akan melewati kita. Serahkan saja semuanya ke Allah. Percayalah duhai sahabat, Allah akan selalu mendampingi langkahmu kemanapun kamu pergi. Saaat ini sibukkan saja dengan sesuatu yang produktif atau fokus ke penggalian potensi diri.

Ditulis oleh: @era_novi11

1 komentar untuk “Pernah Datang Kemudian Pergi by Era Novita”

Tinggalkan Komentar