Perbedaan Revisi, Editing, dan Proofreading di Dunia Kepenulisan

Perbedaan Revisi, Editing, dan Proofreading di Dunia Kepenulisan

Kegiatan menulis telah banyak kita lakukan, entah itu tugas membuat makalah di sekolah, membuat artikel hasil penelitian, tugas skripsi atau kamu yang sedang menulis novel. Kita juga tahu bukan, bahwa proses menulis tidak cukup berhenti sampai pada “penutup” tulisanmu.

Artinya kamu tidak cukup berhenti sampai pada selesainya naskah tersebut. Ada kegiatan lain yang perlu kamu lakukan, agar tulisanmu tersebut benar-benar rampung. Yaitu proses memperbaiki naskah.

Perbedaan Revisi, Editing, dan Proofreading di Dunia Kepenulisan

Caranya memperbaiki naskah tersebut bagaimana? Caranya dengan melakukan proses revisi, editing, dan proofreading. Lalu apa saja perbedaan revisi, editing atau menyunting, dan proofreading atau mengoreksi tersebut?

Pada artikel kali ini ketiga proses guna memperbaiki naskah tulisan tersebut akan kami bahas secara umum. Baik untuk memperbaiki naskah artikel penelitian sampai dengan naskah novel. Silahkan menyimaknya semoga bermanfaat!

Definisi Ketiganya menurut KBBI

Berikut adalah definisi dari tiga proses memperbaiki naskah berdasarkan KBBI.

Revisi

Dalam KBBI revisi memiliki arti peninjauan (pemeriksaan) kembali untuk perbaikan.

Editing

Editing dalam bahasa Indonesia memiliki arti menyunting. Berasal dari kata dasar sunting. Dalam KBBI menyunting memiliki makna, menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat).

Proofreading

Dalam bahasa Indonesia memiliki arti mengoreksi. Berasal dari kata dasar koreksi. Dalam KBBI mengoreksi memiliki beberapa makna terkait dunia kepenulisan, yaitu:

  1. pembetulan; pemeriksaan
  2. pembetulan kesalahan (pada cetak coba, naskah, dan sebagainya); pembetulan hasil susunan untuk disesuaikan dengan contohnya
  3. pembacaan dan pembetulan cetak coba dengan tanda-tanda tertentu untuk menjamin kecocokan cetak coba dengan naskahnya

Lebih lanjut tentang revisi, editing, dan proofreading di dunia kepenulisan

Pada sub bab ini kita akan berfokus pada perbedaan ketiga proses memperbaiki tersebut di dunia kepenulisan. Silahkan menyimaknya semoga bermanfaat!

Revisi

Revisi adalah tahapan pertama yang perlu kamu lakukan untuk memperbaiki naskah tulisanmu (baik itu artikel, esai, opini, jurnal ilmiah, cerpen, atau novel). Proses pertama dalam merevisi adalah mendiamkan naskah selama beberapa hari lalu membacanya kembali. Mengendapkan naskah selama beberapa hari tujuannya agar kamu dapat meninjau tulisan dengan lebih objektif.

Selanjutnya adalah membaca keseluruhan naskah tulisanmu dari judul sampai dengan bagian terakhirnya. Fokus utama dalam revisi misalnya terkait dengan:

  1. Gambaran besar tulisan.
  2. Apakah klaim yang kamu tuliskan sudah memiliki bukti yang cukup?
  3. Penulisan sudah mencapai tujuan yang yang direncanakan atau belum.
  4. Tulisan telah mengalir secara logis, dengan memperhatikan urutan paragrafnya.
  5. Transisi tulisan dari satu ide pokok ke ide pokok berikutnya.
  6. Tidak ada informasi penting yang terlewatkan.
  7. Informasi yang tidak perlu ditambahkan dapat dihilangkan atau diabaikan.

Jika proses revisimu telah selesai maka bisa disimpulkan bahwa gambaran besar atau tujuan penulisannya sudah rampung. Perlu diingat pada proses merevisi naskah, kamu tidak perlu mempermasalahkan kesalahan ketik atau pun pemilihan kata yang digunakan. Karena proses tersebut akan dilakukan nanti diproses berikut yaitu di editing atau pun proofreading.

Editing

Mengedit dilakukan setelah proses revisi selesai. Mengedit berfokus pada struktur kalimat. Yakni terkait dengan sudah jelaskan caramu menulis guna menyampaikan sebuah informasi atau apapun yang ingin kamu sampaikan.

Pada proses ini kamu akan memastikan bahwa naskah yang kamu tulis sudah menggunakan bahasa yang jelas, halus, dan tidak ada ungkapan yang janggal atau membingungkan. Terkait juga dengan sudah tepatkah pemilihan kata tersebut dengan target audience-mu.

Semisal jika kamu menulis artikel ilmiah seperti jurnal tentu saja gaya bahasa yang kamu gunakan harus berbeda ketika kamu menulis cerpen atau novel. Lebih lengkapnya fokus pada proses editing adalah memastikan bahwa:

  1. Kata-kata yang digunakan sudah benar.
  2. Tata bahasa benar terkait subjek, kata kerja, dan objek.
  3. Tulisan jelas dan ringkas.
  4. Tidak ada kalimat yang terlalu panjang.

Proses mengedit ini juga bertujuan untuk menyesuaikan tulisan dengan penerbit atau pempublikasi jurnal. Misalnya format penulisan sitasi pada artikel jurnal.

Apakah sudah sesuai dengan ketentuan pempublikasi jurnal yang kamu tulis tersebut. Format penulisan sitasinya misalnya menggunakan gaya APA (American Psychological Association), MLA (Modern Language Association), atau Chicago / Turabia.

Proofreading

Tahap terakhir dalam memoles tulisan adalah proofreading atau mengoreksi. Jika kamu melakukan kesalahan kecil dan terlewatkan pada proses revisi dan editing maka proofreading adalah solusinya.

Kesalahan yang terlewatkan tersebut misalnya kesalahan dalam:

  1. Penggunaan huruf kapital.
  2. Tanda baca.
  3. Ejaan.
  4. Kesalahan penulisan daftar pustaka.
  5. Pemberian nomor halaman, dan kesalahan-kesalahan kecil lainnya.

Tips yang bisa kamu lakukan pada saat proses proofreading adalah membiarkan tulisanmu selama setidaknya dua sampai tiga hari. Hal tersebut perlu kamu lakukan agar kamu lebih teliti, sebab kamu sudah membacanya berulang kali di tahap revisi dan editing.

Dengan demikian sepertinya kamu sudah hafal bagaimana isinya, sehingga prosesmu membaca untuk mengoreksi menjadi terlalu lancar, hingga akhirnya merasa tidak ada kesalahan. Tips lainnya adalah dengan membaca naskahmu dengan lantang atau diucapkan

Dapat kita lihat bahwa ketiga proses tersebut merupakan proses yang sangat berbeda, walaupun tujuan besarnya sama yaitu memoles naskah tulisan menjadi lebih baik. Di mana selanjutnya dapat kamu publikasi atau kirimkan ke penerbit.

Tinggalkan Komentar