Menulis membuatku mengenang kembali masa lalu. Jika diingat kembali, tiga tahun lalu aku adalah orang yang sangat hobby menulis. Bahkan 99% artikel di website ini aku bangun menggunakan tulisanku yang sudah aku tulis sejak tiga tahun lalu. Ditemani sebuah lagu yang sama “When You Say Nothing at All”, aku menulis kembali dengan gayaku sendiri.
Yap, mungkin sudah setahun lebih aku tidak menulis dengan gaya seperti ini. Memang tidak ada niatan saja menulis, bahan sih banyak sebenarnya. Akhirnya kali ini bisa menulis dan ingin membahas topic yang sedang trending akhir-akhir ini, pandemic covid-19 dan hubungannya dengan UMKM.
Pandemik Wabah Virus Corona dan Tersungkurnya UMKM
Wabah virus corona yang sedang terjadi saat ini tidak bisa dianggap enteng. Karena baru pertama kali seluruh kompetisi liga sepakbola di dunia dihentikan selain terjadinya peperangan. Dampak yang ditimbulkan tidak main-main. Seluruh dunia mengalami nasib yang sama. Sama-sama tersungkur di jurang kesusahan dan krisis global. Termasuk dalam aspek ekonomi.
Sebagai mahasiswa jurusan ekonomi, tentu aku harus peka terhadap kejadian yang terjadi akhir-akhir ini. Berbeda dengan krisis yang terjadi di asia pada tahun 1997 dan krisis amerika pada tahun 2008, yang mayoritas berdampak pada kaum kaya dan pemilik saham perusahaan, kali ini, di tahun 2020 wabah virus korona berdampak ke seluruh elemen masyarakat. Yang paling terkena justru elemen paling bawah, sector UMKM dan bisnis dengan pemodalan kecil.
Menurut pendiri Oke Oce bapak Sandiaga Uno, penurunan pendapatan UMKM bisa sampai pada titik 100% atau pendapatan 0 Rupiah. Dalam teori konsumsi, konsumsi akan terus terjadi berapapun pendapatan yang dihasilkan, tak termasuk 0 pendapatan.
Kebutuhan bahan dasar menjadi alasan pokok konsumsi akan selalu terjadi di semua pemasukan pendapatan. Dengan penurunan sebanyak itu, maka UMKM dan bisnis dengan pemodalan kecil akan mati dadakan dan menimbulkan berbagai macam gejala social.
Menurut data presiden.go.ri, sector UMKM menyerap kurang lebih 70% tenaga kerja di Indonesia. Dengan penurunan seperti itu akan terjadi PHK masal yang berdampak pada pengangguran terjadi dimana-mana. Masalah pengangguran merupakan salah satu permasalahan klasik dalam ekonomi.
Namun dalam kasus ini, pengangguran bukan diakibatkan karena hal-hal teknis dari pekerja maupun produsen. Tapi elastisitas produsen terhadap permintaan public yang menurun akibat wabah virus korona. Selain itu, pengangguran akan menjadi penyakit yang bisa menularkan penyakit-penyakit kronis social lain seperti tindak criminal, penjarahan dan pencurian.
Sampai saat ini sudah banyak kasus yang mencatatkan terjadinya tindak criminal dimana-mana sebagai salah satu bukti penyakit social itu mulai muncul. Apalagi kebijakan pemerintah yang dirasa ganjil dengan membebaskan tahanan secara masal, banyak dari mereka justru melakukan tindak kejahatan karena tidak berpendapatan dan terjebak dalam situasi pandemic.
Matinya sector UMKM ditambah kebijakan work from home menjadi alasan penting bagaimana kondisi ekonomi ditingkat bawah mengalami goncangan dan perlu adanya bantuan pemerintah. Beruntungnya pemerintah Indonesia cukup peka mengatasi hal ini, PLN melakukan berbagai diskon dan penggratisan untuk pengguna tertentu dan turunnya bantuan dana BLT.
Meskipun ada beberapa kasus yang mengatakan bahwa bantuan BLT tidak tepat sasaran dan ada oknum pemerintah memotong bantuan BLT entah dengan tujuan apa.
Dalam kondisi seperti ini, baik masyarakat maupun pemerintah harus mampu bekerja sama untuk segera menemukan solusi tepat mengatasi kematian ekonomi ditingkat dasar. Meskipun boleh diakui ada peningkatan ekonomi pada tingkat makro dengan menguatnya nilai rupiah terhadap dollar amerika. Tapi, meskipun begitu hal tersebut tidak membantu kalangan bawah mengatasi penderitaannya saat ini.
Masyarakat dengan segenap kesadaran diharapkan untuk mematuhi protocol pemerintah yang sudah diumumkan beberapa saat lalu. Sembari sambil mencari bisnis sampingan dengan system online. Dari sisi pemerintah hendaknya melakukan tindakan strategis untuk segera mendapatkan solusi mengatasi kematian ekonomi di tingkat dasar.
Dengan saling kerja sama seperti itu, maka cepat atau lambat permasalahan ekonomi pada saat pandemic seperti ini akan cepat terselesaikan, meskipun mau tidak mau akan berdampingan dengan wabah virus korona.