Mungkin, Ada Nikmat yang Terlupa untuk Disyukuri

Mungkin, Ada Nikmat yang Terlupa untuk Disyukuri

Hatimu mungkin pernah merasa terluka, kecewa, atau bahkan patah, entah karena cinta yang dikhianati, keinginan yang tak terpenuhi, belum berhasil dalam mencapai mimpi, atau karena omongan orang lain. Apa pun penyebabnya, kamu berhak untuk menangis. Menangis sama sekali bukan karena kita lemah. Terkadang menangis dapat membuat hati dan seluruh yang ada di kepala menjadi tenang sejenak.

Kita boleh mengeluarkan air mata kapan saja kita ingin, asal berjanjilah pada diri sendiri, bahwa suatu hari nanti kamu tidak akan menangisi hal yang sama lagi. Pastikan setelah kita menangis, esok hati kita menjadi lebih kuat dan lebih tenang dalam mencapai tujuan. Jangan membiarkan hati kita terlalu larut dalam kesedihan.

Mungkin, Ada Nikmat yang Terlupa untuk Disyukuri

Kehidupan memang demikian adanya. Layaknya secangkir kopi, jika tidak ditambahkan gula maka akan terasa pahit. Pun dalam kehidupan, jika kita sedang meneguk pahitnya hidup, jangan terus-menerus membiarkan kita menelan pahitnya, tambahkan dengan senyumanmu agar pahit yang sedang kau jalani tetap terasa nikmat untuk dirasakan.

“Lā tahzan, innallāha ma’anā.”

“Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.”

(QS At-Taubah: 40)

Umat muslim pasti sudah familiar dengan ayat tersebut. Jadi sudah jelas, bukan? Bersedih terlalu lama, selain tidak baik untuk dirimu, pun Yang Mahakuasa tidak menyukai hamba-hamba-Nya yang lemah. Boleh jadi kepahitan yang menimpa kita saat ini adalah dikarenakan ada nikmat yang terlupa untuk kita syukuri.

Misalnya, hatimu yang patah sebab ditinggal menikah oleh orang yang berjanji akan menikah denganmu. Boleh jadi dia memang bukan yang terbaik untukmu. Telah banyak waktu yang kau habiskan untuk dia yang akhirnya meninggalkanmu, sehingga kaulupa dengan keluargamu, saudaramu, atau temanmu yang senantiasa menyayangimu meski kau kerap mengabaikannya. Kau lupa keberadaan mereka yang seyogianya kau syukuri.

Atau hatimu kecewa, dirimu terpukul sebab berkali-kali tidak berhasil dalam mencapai apa yang kau inginkan. Boleh jadi Allah ingin kau mensyukuri dahulu apa yang saat ini Allah karuniakan kepadamu. Sejatinya, selalu ada pelajaran yang dapat kita ambil dari setiap peristiwa, entah dalam bentuk pahit atau bahkan dalam manisnya kehidupan. Senantiasalah kita pandai bersyukur, sebab dengan bersyukur dapat membuat hati lebih damai. Sementara, hati yang damai adalah salah satu sumber kebahagiaan.

Lagi pula apakah kita akan menghabiskan hidup kita hanya untuk bersusah hati? Bukankah kehidupan ini terlalu singkat jika hanya digunakan untuk bergundah gulana? Yang sebenarnya, sedih dan bahagia adalah pilihan.

Ada banyak sekali hal yang bisa dengan mudah saja membuat hati kita sedih. Namun, ada banyak pula cara untuk berbahagia. Jangan menunggu kebahagiaan itu menghampirimu, tapi ciptakanlah kebahagiaan itu untuk dirimu sendiri. Bahagia itu relatif, dan dirimu sendirilah yang lebih tahu kebahagiaan seperti apa yang kau inginkan.

Akan tetapi, jika dirimu sulit untuk bersyukur dan tidak pernah merasa cukup dengan apa yang ada pada dirimu, niscaya kebahagiaan itu akan sulit untuk kau dapatkan. Maka, cara pertama untuk bahagia adalah dengan bersyukur dan merasa cukup. Tak lupa selalu berusaha dan berjuanglah. Jangan pedulikan berapa kali kau terjatuh, berapa kali kau patah. Selagi nyawa belum sampai kerongkongan, kita masih punya banyak kesempatan.

Sudahi sedihmu. Hapuslah air matamu. Jadilah jiwa yang lebih kuat. Lihatlah, ada banyak sekali orang-orang yang menaruh harap padamu, melihat keberhasilanmu. Jangan menyerah. Buatlah orang-orang yang menyayangimu bahagia melihat dirimu berbahagia. Serahkan segala urusan kepada Yang Mahakuasa dan bertawakallah. Ingatlah selalu kata-kata bijak yang sering sekali kita jumpai di media sosial, “Hasil tidak akan mengkhianati usaha.”

Kata bijak tersebut pun sesuai dengan firman Allah berikut ini.

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”

(QS Ar-Ra’d: 11)

Untukmu yang sedang terluka, semoga segera membaik. Berhentilah melebih-lebihkan perasaan galaumu. Kadang kala kegundahan itu berasal dari perasaan yang dibuat-buat sendiri. Jangan lupa tersenyum, hatimu yang patah sudah lelah selalu gundah.

Salam hangat. Sudah ngopi hari ini? 🙂

Oleh: Siti Khotimatun Hasanah

Tinggalkan Komentar