Saat kecil, saya sangat ingin menjadi orang dewasa. Kelihatannya enak, bisa ngapa-ngapain tanpa harus takut dilarang orang tua. Namun, ketika sudah dewasa, ternyata banyak hal masa kecil yang terkorbankan. Banyak sekali, hal-hal yang dulu terasa biasa saja, kini, hal tersebut serasa mahal dan susah untuk dibeli dengan uang. Salah satunya adalah momen bulan ramadhan dengan teman sejawat. Dalam artikel ini, kamu saya ajak flash back ke tahun 2010an, dimana penggunaan smartphone tidak semarak saat ini.
Tahun itu, bulan puasa adalah spesial. Mulai dari sekolah libur selama beberapa hari, momen sahur pertama dan jalan-jalan pagi bersama teman-teman keesokan harinya. Waktu itu terasa menyenangkan. Tiada hari yang saya lewatkan sia-sia. Dari malam sampai malamnya lagi penuh dengan cerita.
Saya akan membagikan cerita versi saya ketika bulan ramadhan tahun 2010an. Kita mulai dengan malam terawih pertama.
Malam terawih pertama selalu penuh sesak dengan orang. Ada perantau yang pulang kampung, anak-anak yang antusias dan bahkan orang tua yang jarang jamaah ikutan shalat terawih. Namun hal itu hanya berlaku di terawih pertama, karena malam-malam selanjutnya akan sepi kembali, baru deh ketika memasuki hari raya, terawih ramai lagi. Begitulah adanya, hehe.
Setelah shalat terawih, kami anak-anak 2010an selalu menyempatkan diri untuk sejenak di masjid atau mushola. Ngapain? tadarus Al Quran. Ini adalah momen yang memoriable banget buat saya. Sejak dulu, pasti ada sahabat yang mengajak atau gantian mengajak saya untuk menyempatkan diri tadarus. Asik dan enak banget.
Saat saya masih SMP, tadarus adalah momen awal kumpul-kumpul dan cerita keseharian dengan teman. Waktu itu masih banyak bertebaran hp java, game yang sering saya mainkan adalah fifa 2011 di hp nokia 3120 classik saya.
Tadarus kami lakukan sampai pukul 10 malam, setelah itu kita pulang ke rumah masing-masing dan tidur untuk persiapan sahur.
Setelah sahur, saya tidak tidur terlebih dahulu waktu itu. Menyempatkan diri menonton TV dan menikmati acara setahun sekali. Sampai subuh tiba, saya melakukan aktivitas itu. Kadang main hp atau main laptop, yah bermain game ajah, hehe.
Nah ini nih puncaknya, setelah shalat subuh, saya dan teman-teman melakukan aktivitas rutin setiap puasa. Yaitu jalan-jalan pagi ke arah barat rumah. Jalan-jalan sambil ngobrol tentang apapun, adakalanya salah satu dari kami membawa musik box yang berisi memori card 2 gb dengan beragam isi lagu jaman itu. Lagu-lagu itu menemani kami jalan-jalan pagi.
Kadang kala kita foto-foto, selfie bersama dan tertawa bersama. Indah sekali momen waktu itu.
Namun, kisah di atas tinggallah cerita. Sekarang ini saya dan teman-teman saya waktu itu sudah beranjak dewasa. Sibuk dengan kesibukan masing-masing, ada yang sudah berkeluarga dan ada yang jarang pulang karena kerja. Tulisan ini hanya untuk mengenang momen itu, saya senang karena merasakan hal indah di masa kecil. Yang mana momen seperti itu sangat susah terulang, bahkan tidak mungkin terulang. Banyak faktor, selain waktu, suasana saat ini jelas-jelas berbeda dengan dulu.
Memang, momen indah tidak akan hadir dua kali. Hargai waktu yang kita miliki sekarang, karena barang kali waktu yang kita anggap biasa saat ini, menjadi pengalaman hidup yang luar biasa ketika kita sudah tua.
Selamat bulan ramadhan tahun 2021.