Membuat backstory karakter tokoh novel dilakukan sebelum proses penulisan naskah. Artinya tahap ini dilakukan sebelum kamu mengerjakan bab pertama novelmu.
Backstory memiliki fungsi sebagai penguat sebuah cerita terutama terkait segala tindakan yang diambil tokoh. Baik tokoh protagonis, antagonis, ataupun tritagonis. Selengkapnya tentang fungsi backstory, bisa kamu baca di sini.
3 Cara Membuat Backstory Karakter Tokoh Novel yang Menarik
Agar fungsi backstory tersebut terpenuhi, ketika menciptakannya ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan. Berikut adalah uraian lima cara dalam membuat backstory karakter tokoh novel. Silakan menyimaknya, dan semoga bisa bermanfaat!
1. Ketahui Tujuan dari Backstory Karakter Dibuat
Cara menciptakan backstory karakter yang pertama adalah ketahui tujuan dari backstory tersebut dibuat. Contohnya dalam novel Tenggelam Kapal Van der Wijck.
Salah satu plot ceritanya mengisahkan kehidupan Ayah Zainuddin yang berurusan dengan pidana hingga akhirnya dia dipenjara dan diasingkan. Singkat cerita, setelah bebas dia pergi ke Makassar dan bertemu Ibunya Zainuddin. Namun kehidupan keduanya berakhir dalam sebuah kematian di saat Zainuddin masih kecil.
Latar belakang tersebutlah yang membuat Zainuddin hidup dalam asuhan bibinya. Backstory tersebutlah yang juga membuat Zainuddin tidak diterima dengan baik di Minangkabau yang menjunjung tinggi keturunan dari garis ibu atau disebut dengan istilah matrilineal. Jadi kilas balik ini memiliki tujuan untuk menunjukkan mengapa Zainuddin dianggap sebagai anak pisang.
Contohnya lagi, dalam novel berjudul Lingkar karya Kiki Raihan. Ada tokoh bernama Janna, yang memiliki karakter sulit untuk mengungkapkan isi hati dan keinginannya.
Ternyata sikapnya yang seperti itu dilatarbelakangi kehidupannya di waktu kecil yang tinggal dengan orang tua yang otoriter. Seluruh kehidupan yang dijalani Jannah harus sesuai dikte orang tuanya. Bahkan jika orang tuanya menganggap Janna melakukan kesalahan, mereka akan mengurungnya di gudang gelap bersama kecoa dan tikus serta tangisannya.
2. Buatlah Timeline Kehidupan Tokoh
Seperti yang kami bilang sebelumnya, bahwa proses penyusunan backstory terjadi sebelum proses bab pertama kamu tulis. Untuk menyiapkan apa yang akan kamu ceritakan, terutama bagian backstory.
Timeline tersebut bisa dari masa kanak-kanak sampai dengan dewasa. Tuliskanlah apa-apa saja yang terjadi dalam setiap fase kehidupan tersebut. Tidak harus semuanya, cukup beberapa saja yang penting atau yang kemungkinan akan kamu gunakan dalam cerita novel nantinya.
Merancang timeline peristiwa penting di masa lalu karakter dapat membantumu lebih memahami kepribadian dan sudut pandang karakter tokoh tersebut. Serta dapat membantumu melihat gambaran menyeluruh tentang peristiwa-peristiwa formatif dalam kehidupan karakter para tokoh di novelmu.
3. Letakkan backstory pada situasi yang tepat
Tidak semua hal tentang backstory perlu kamu ungkapkan. Pada saat mengungkapkannya pun kamu harus pandai-pandai memilih tempatnya.
Pilihlah tempat yang krusial. Ini bisa di awal, maupun di tengah-tengah cerita. Pastikan untuk mengungkapkan secukupnya.
Kalau kamu bertanya, memang di awal sudah boleh diungkapkan latar belakang karakter tokoh? Boleh banget! Contohnya di novel populer karya Buya Hamka berjudul Tenggelam Kapal Van de Wick. Intinya sih, harus pada momen yang pas.
Nah, itulah tiga cara yang bisa kamu gunakan untuk membuat backstory karakter tokoh novel yang akan kamu tulis. Memang prosesnya dilakukan sebelum bab pertama dimulai, tapi nanti jika nanti diperlukan dalam cerita, kamu tinggal memasukkannya. Jadi pada saat proses menulis kamu sudah memiliki pegangan, dan proses menulis menjadi lebih lancar.
Perlu kamu catat, bahwa dalam menulis backstory fokus kita tidak hanya pada tokoh protagonis. Tokoh-tokoh pendukung yang lain pun juga perlu untuk diperhatikan.
Karena pada saatnya nanti setiap tokoh dalam novelmu tersebut akan saling berinteraksi. Sebab setiap keputusan yang mereka ambil berkemungkinan besar berpengaruh dalam perkembangan plot cerita.