Kesalahan dalam Menulis Fiksi yang Perlu Kamu Hindari Ketika Sebelum dan Pasca Proses Penulisan

Kesalahan dalam Menulis Fiksi yang Perlu Kamu Hindari Ketika Sebelum dan Pasca Proses Penulisan

Kesalahan dalam menulis fiksi dapat menimpa siapa pun, baik penulis profesional atau pun penulis pemula. Karena menulis fiksi sama dengan menulis tulisan genre non-fiksi, di mana kegiatan ini merupakan pekerjaan yang penuh tantangan. Memerlukan kerja keras dan cukup menguras tenaga.

Kesalahan dalam Menulis Fiksi yang Perlu Kamu Hindari Ketika Sebelum dan Pasca Proses Penulisan

Kamu perlu menghindari beberapa kesalahan dalam menulis fiksi khususnya pada artikel kali ini yaitu ketika sebelum dan pasca penulisan. Sehingga karya yang kamu tulis (terutama novel pada pembahasan ini) bisa segera rampung dan mudah juga menemukan penerbit yang cocok.

Untuk nantinya jika berhasil diterbitkan, buku fiksi yang kamu tulis dapat dinikmati oleh pembaca yang kamu targetkan. Dan semoga proses dan kerja kerasmu dalam menulis terbayarkan dengan mendapat jumlah pembaca yang banyak.

Berikut adalah beberapa kesalahan dan juga tips yang bisa kamu terapkan. Silakan menyimaknya, dan semoga memberimu pencerahan dalam prosesmu menulis novel.

1. Kesalahan Pra-Penulisan

Berikut beberapa kesalahan dalam menulis fiksi khususnya ketika sebelum proses penulisan cerita dimulai.

Pesimis dan malas

Sudah merasa tidak mampu dan lelah sebelum memulai, atau kalau kami mengutip dari trailer film Buya Hamka, ada dialog yang diucapkan oleh Buya Hamka berikut ini.

“ … salah satu penggalian terkejam dalam hidup ialah membiarkan pemikiran yang cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang malas. Yang mendahulukan istirahat sebelum lelah. ”

Trailer film Buya Hamka

Semoga kita tidak menjadi penulis yang malas, dan mudah pesimis, ya! Walaupun proses menulis fiksi khususnya novel itu melelahkan tapi harus tetap semangat dan yakin bahwa kita bisa.

Keyakinan akan menumbuhkan harapan, dan kembali membuatmu bersemangat untuk terus menulis. Kamu akan percaya dan terus berusaha untuk mewujudkan mimpimu agar bisa menjadi penulis yang menghasilkan karya berkualitas.

Tidak menentukan target pembaca

Apabila kamu sudah menentukan target pembaca maka bisa disimpulkan kamu telah tahu akan menulis dengan genre fiksi apa. Apakah genre fiksi remaja, thriller, romance, dan lain sebagainya.

Target pembaca penting untuk kamu tentukan agar proses menulis naskah fiksimu menjadi lebih lancar dan fokus. Kamu akan lebih fokus tentang hal-hal apa yang perlu kamu teliti atau riset terkait dengan target pembaca tersebut.

Riset yang kurang

Kegiatan ini adalah salah satu hal penting yang perlu kamu lakukan selama proses penulisan karya non-fiksi maupun fiksi. Riset ini dapat kamu lakukan kapan saja, baik sebelum atau pun ketika proses menulis dan pada saat kamu memerlukan bahan yang dibutuhkan dalam cerita yang kamu tulis. Lebih lanjut tentang riset untuk menulis fiksi khususnya novel, kamu bisa membacanya di sini.

2. Kesalahan Pasca Penulisan yaitu pada saat merevisi naskah

Kesalahan dalam menulis fiksi terkait pasca proses penulisan yaitu pada saat proses merevisi naskah. Merevisi naskah bukan merupakan pekerjaan yang mudah.

Khususnya apabila kamu merevisi sendiri karya yang kamu tulis. Terkadang kamu menjadi tidak adil dalam proses merevisi. Dengan menganggap karya yang kamu tulis sudah sempurna, sehingga enggan untuk kamu melakukan revisi.

Kamu perlu menempatkan diri sebagai pembaca bukan penulis ketika melakukan proses revisi naskah. Kamu juga bisa meminta bantuan teman komunitas menulis untuk membantumu dalam merevisi naskah. Lebih lanjut mengenai cara merevisi naskah fiksi agar minim terjadi kesalahan, dapat kamu baca di sini.

Itulah beberapa kesalahan dalam menulis fiksi dan juga tips yang bisa kamu lakukan, khususnya pada saat sebelum, dan pasca penulisan. Lalu bagaimana kesalahan terkait isi khususnya cerita dalam karya fiksi tersebut? Kami akan membahasnya pada artikel berikutnya, ya!

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn