Profesi menjadi jurnalis tidaklah hal yang mudah. Mulai dari jurnalis televisi, jurnalis media cetak, atau media elektronik lainnya. Selain harus memiliki kredibilitas, harus memiliki semangat dan etos kerja yang tinggi.
Ini yang Harus Kamu Pelajari Sebelum Menjadi Jurnalis Televisi
Menjadi jurnalis televisi yang menghasilkan bentuk audio visual, mengharuskan kamu mengetahui teknik-teknik pengambilan gambar atau video yang sesuai dengan standar televisi. Perlengkapan atau alat tempur ketika di lapangan harus siap siaga. Jurnalis harus siap siaga di waktu kapan saja jika harus meliput suatu hal yang mendadak.
1. Perbedaan antara jurnalis media cetak dan jurnalis media elektronik
Terlihat secara umum, bentuk elektronik dan cetak sudah jelas berbeda. Jurnalis media cetak biasanya memiliki pewarta foto tersendiri, maka dari itu sang jurnalis hanya menjalankan profesinya tanpa harus berupaya untuk menghasilkan foto jurnalistik. Untuk media elektronik, seperti televisi tentu harus menghasilkan karya jurnalistik dalam bentuk audio visual.
Gambar atau video harus terlihat bagus, sesuai standar tv, audio harus terdengar jelas, serta perlengkapan kebutuhan alat lainnya seperti tripod, stabilizer, peredam suara, dan lain sebagainya. Kurang lebih sama seperti membuat settingan untuk tayangan youtube ketika di luar ruangan. Media daring atau media online, biasanya merangkap menjadi satu tugas, yaitu menulis berita dan menghasilkan foto jurnalistik pula.
2. Berita televisi
Menurut M.V. Charmley, 1975 “Berita adalah laporan tepat waktu dari fakta atau opini yang menarik minat atau penting, bahkan keduanya bagi sejumlah khalayak”. Format berita dari segi pengumpulan atau penulisan meskipun sudah sesuai kaidah jurnalistik untuk setiap media, juga memiliki ketentuan sendiri-sendiri yang menjadikan citi khas media tersebut.
Pengemasan berita televisi yakni dalam bentuk audio visual (menghasilkan suara dan gambar) yang tersebar melalui gelombang elektromagnetik dan diterima oleh penonton tv melalui television receiver unit (pesawat penerima).
3. Jenis berita
Jika mengacu pada pedoman jurnalistik, jenis berita terdapat berbagai macam. Pada stasiun televisi secara garis besar memiliki dua jenis, yakni straight news atau hard news, dan soft news atau features. Jenis seperti deep news, investigasi, dan yang lainnya juga busa masuk ke dalam hard atau soft news nantinya.
Straight news atau hard news adalah berita yang harus segera disiarkan, karena bersifat uptodate atau yang sedang viral. Berita soft news atau features kebalikannya, tidak memiliki tuntuttan percepatan waktu tayang. Sebagai contoh human interest dan documenter biasanya masuk dalam features, sedangkan peristiwa ekonomi, berita politik, atlet olahraga biasanya masuk dalam kategori straight news.
4. Wawancara
Teknik wawancara kemungkinan tidak jauh berbeda dengan wawancara lainnya atau tak khusus untuk profesi jurnalis saja. Tujuan adanya wawancara tentu saja untuk memperoleh materi reporter yang berdasarkan fakta untuk mengungkapkan ke publik. Tujuan lainnya agar jurnalis memiliki bukti resmi, maka dari itu ketika melakukan wawancara juga merekam gambar dan suara orang yang diwawancarai.
5. Bagian-bagian atau crew televisi
Crew televisi memiliki bidang-bidang atau divisi sendiri, ada yang sama dan ada juga yang berbeda di setiap stasiun televisinya. Sebagai salah satu contoh, pada suatu media tv lokal memiliki beberapa divisi ini. Umumnya ada divisi redaksi atau pemberitaan (news), divisi produksi atau program acara, divisi marketing, divisi sosial media, dan lain sebagainya.
Pada divisi-divisi tersebut membelah menjadi beberapa crew lagi, seperti pimpinan redaksi, sekretaris, produser, editor, voice over (pengisi suara), presenter, reporter, video jurnalist, dan lain semacamnya. Pada bagian produksi, juga memiliki produser setiap acara, ada bagian creative, kamera person, editor, dan masih banyak lagi.
Sebagai jurnalis televisi, haruslah terpacu untuk menghasilkan gambar dan suara yang bagus. Maka dari itu, peralatan juga harus memadai, semoga bermanfaat!