Apa itu Freelancer? Terlihat Nganggur tapi Banyak Duit

Apa itu Freelancer? Terlihat Nganggur tapi Banyak Duit

Sejak duduk di bangku SMA, aku bertanya pada diri sendiri. Sampai kapan orang akan bekerja di bawah tekanan yang tidak sesuai passion mereka? Saat kuliah, aku menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut. Menjadi Freelancer.

Iya, sampai mereka menjadi Freelancer. Freelancer adalah cara jitu untuk terbebas dari belenggu tekanan atasan. Kita bisa menjadi bos untuk diri kita sendiri, kita digaji dengan kegiatan yang kita sukai dan menjalankan kapan pun yang kita kehendaki.

Namun, stigma masyarakat terhadap pekerjaaan mapan sudah meluas. Sukses masa depan adalah menjadi pekerja kantoran atau menjadi PNS. Berpenampilan rapi, memakai kemeja, dan berdasi adalah prospek sukses, menurut mereka. Masalahnya, kita tidak hidup di jaman 90an yang mana semua kebutuhan masih serba manual.

Di jaman yang serba otomatis ini pekerja kantoran dan PNS bukanlah pilihan sebagian kalangan. Apalagi, untuk orang yang tidak bisa menerima tekanan dan memiliki idealisme tinggi terhadap bidang yang mereka sukai. Freelancer adalah jalan mereka, bekerja tak mengenal waktu dan tak ada batasan kreatifitas di sana. Namun, ada satu lagi masalah yang timbul.

Masalah tersebut adalah anggapan bahwa Freelancer seperti pengangguran, iya, kebanyakan orang menilai Freelanceradalah pengangguran yang suka begadang tanpa penghasilan. Namun, faktanya di Amerika Serikat hampir sebagian warganya adalah bekerja sebagai Freelancer, entah itu menjadi penulis, desainer atau konsultan keuangan.

Iya, memang, menjadi Freelancer tidak bisa se-formal pekerja kantoran. Hanya saja, jika membandingkan profesi pekerjaan dari sisi penampilan rasanya kurang etis. Apalagi sekarang ini banyak perusahaan teknologi yang membebaskan pekerjanya menggunakan pakaian apapun, termasuk kaos. Seperti Google, Facebook dan Apple. Mereka tahu betul, pekerja butuh kebebasan untuk mengeksplore kemampuannya tanpa di bawah tekanan berlebihan.

Berbekal laptop, konektivitas internet dan kemampuan, sudah dapat menjadikan seorang Freelancermemiliki penghasilan tanpa harus keluar rumah. Simpel memang, tapi cercaan dan anggapan pengangguran masih terlalu kejam untuk seorang Freelancer. Banyak orang yang tidak faham dengan pekerjaan ini. Tahu-tahu punya uang, beli barang mewah lalu tetangga bilang “ah itu hasil pesugihan”. Bagaimana tidak kejam, bekerja semalam suntuk di depan laptop, keluar-keluar dikira menjalakan praktek pesugihan.

Jika diakumulasikan, pekerja Freelancer yang katanya “pengangguran” dapat menghasilkan lebih dari 10 juta dalam sebulan. Bandingkan dengan pekerja kantoran dan PNS, yang rata-rata mentok di angka 7 juta.

Akumulasi tersebut tidaklah ngarang, berdasarkan jumlah jam kerjanya saja sudah beda. Seorang Freelancer akan mengerjakan project yang ia dapat dengan jangka waktu tak tentu dan sesuai keinginan mereka. Namun, jika seorang pelanggan menginginkan jangka waktu, maka Freelancer akan mengerjakannya sesuai waktu yang disepakati. Artinya, Freelancer tak melulu santai, namun ada kalanya dikejar deadline.

Karena itulah biaya tinggi terhadap kerja keras Freelancertidak bisa dianggap berlebihan. Memang sudah sesuai porsi dan begitu adanya.

Meskipun sudah ditunjukkan seorang Freelancer memiliki penghasilan yang lebih besar dari PNS, masih banyak orang yang mengelak mengakui bahwa menjadi seorang Freelancer bisa menjamin masa depan. Alasannya adalah kepastian gaji.

Berbicara kepastian gaji seorang Freelancer, memang tidak bisa dipastikan secara akurat. Karena mereka tidak terikat tanggung jawab yang besar. Beda dengan PNS, mereka digaji dengan uang pajak, otomatis memiliki tanggung jawab terhadap negara. Freelancer bertanggung jawab atas dirinya sendiri atau keluarganya. Jika mau, dan berkomitmen atas dirinya sendiri, seorang Freelancer dapat memastikan gaji tidak akan turun di angka 7 juta per bulan.

Kepastian gaji memang menjadi masalah umum seorang Freelancer, namun besarnya gaji sebanding dengan usaha. Sehingga berbicara hasil, Freelancer jauh unggul dari pada PNS.

Dari sini kita dapat mengambil sebuah makna, terlihat menganggur bukan berarti tanpa penghasilan. Terlihat bekerja bukan berarti gaji lebih besar dari pada yang terlihat pengangguran.

Kemajuan teknologi dan besarnya pertumbuhan internet di Indonesa semakin menunjukkan bahwa, prospek menjadi seorang Freelancer sangat bagus di masa depan. Masalah kepastian, itu adalah tanggung jawab setiap individu. Bedakan PNS, mereka memiliki tanggung jawab terhadap negara. Gaji 7 juta terlihat lebih murah dari pada 5 juta bagi seorang Freelancer jika dilihat dari perspektif tanggung jawab.

Tinggalkan Komentar