Menulis novel atau pun cerpen tidak hanya berfokus pada penulisan yang sudah bagus. Kokoh dan tersedianya cerita merupakan poin penting yang tidak boleh dilupakan oleh penulis.
Dalam bukunya Save The Cat! Writes A Novel, Jessica Brody memaparkan bahwa karya-karya terdahulunya selalu ditolak oleh penerbit buku dengan alasan “tidak ada ceritanya” walaupun penulisannya telah bagus.
Cerita: Definisi dan Unsur Pembentuknya dalam Dunia Fiksi. Bagian Pertama!
Lalu apa sebenarnya yang dimaksud dengan cerita dalam sebuah karya fiksi seperti cerpen atau novel? Kami akan menguraikan pembahasan bagian pertamanya pada artikel kali ini. Pada bagian pertama ini kami akan berfokus perihal definisi dan unsur pembentuk cerita dalam dunia fiksi.
Definisi cerita dalam dunia fiksi
Kita akan membahasnya menjadi dua hal, yaitu definisi cerita itu sendiri dan juga cerita dalam dunis fiksi (cerita fiksi). Cerita secara bahasa memiliki arti tuturan tentang terjadinya suatu hal atau peristiwa atau kejadian. Terjadinya suatu hal berarti di sana terdapat plot atau alur yang menyertai bagaimana peristiwa tersebut terjadi.
Sedangkan cerita fiksi disebut juga dengan cerita rekaan (berasal dari bahasa inggris “fiction”) dan termasuk dalam jenis karya sastra. Rekaan artinya adalah khayalan; buatan; rancangan; angan-angan, singkatnya adalah rangkaian peristiwa yang tidak benar-benar terjadi. Jadi sengaja dibuat-buat oleh penulis.
Unsur pembentuk cerita
Cerita, baik fiksi maupun cerita pada umumnya memiliki beberapa unsur atau elemen pembentuk yang menjadikannya dapat disebut dengan cerita. Berikut adalah lima elemen pembentuk sebuah cerita.
1. Karakter
Karakter atau tokoh harus dan wajib ada dalam sebuah cerita. Tanpa adanya tokoh cerita tidak ada yang menjalankan, cerita tidak akan berjalan atau tidak memiliki plot.
Karakter dalam sebuah cerita, khususnya cerita fiksi pada umumnya dibagi menjadi dua. Yaitu tokoh protagonis dan antagonis. Protagonis merupakan tokoh utama yang menjadi pusat dari sebuah cerita. Sedangkan antagonis adalah tokoh maupun suatu hal yang menentang atau menghalangi sang tokoh protagonis mencapai tujuannya.
Tokoh protagonis umumnya memiliki motivasi tertentu yang menjadi awal mula sebuah cerita dimulai. Untuk lebih lengkapnya terkait motivasi tokoh protagonis kamu dapat membacanya di sini.
2. Setting
Suatu cerita itu kapan, dan di mana terjadinya disebut dengan setting. Tanpa adanya setting yang jelas akan membuat pembaca ceritamu bingung. Maksudnya jelas itu bukan berarti harus spesifik sampai dengan menyebutkan pukul berapanya, ya!
3. Sudut pandang
Cara dalam menyampaikan sebuah cerita disebut dengan sudut pandang. Point of view dalam sebuah cerita umumnya dibagi menjadi dua jenis yaitu:
- Orang pertama, umumnya si tokoh protagonislah yang menyampaikan atau menuturkan cerita.
- Orang ketiga, ada dua kemungkinan yang menjadi naratornya, yaitu satu tokoh yang ada dicerita tersebut (yang tentu saja apa yang diketahuinya terbatas), dan orang ketiga yang serba tahu (di mana narator ini serba tahu akan setiap peristiwanya).
4. Konflik
Tanpa adanya konflik, cerita yang kamu buat akan sangat hambar. Dengan adanya konflik akan membuat ceritamu berjalan atau bergerak. Bahkan konflik ini menjadi bagian penting yang harus ada pada premis cerita. Konflik cerita dibagi menjadi empat bentuk, yaitu:
- Tokoh protagonis vs dirinya sendiri (konflik internal)
- Tokoh utama vs sosial masyarakat
- Tokoh utama atau potagonis vs tokoh lainnya
5. Plot
Bagian terpenting lainnya dalam sebuah cerita adalah plot. Tanpa adanya rangkaian peristiwa, cerita yang kamu tulis akan terasa aneh dan mengganjal.
Plot perlu kamu ciptakan dengan jelas sehingga bisa membantumu dalam menyusun peristiwa cerita dan cerita yang kamu tulis pun akan terus bergerak maju (adanya perkembangan hingga akhirnya mencapai bagian resolusi).
Nah itu dia uraian singkat tentang cerita bagian pertama yaitu terkait dengan definisi dan unsur pembentuknya khususnya dalam dunia fiksi. Kamu perlu mengingat dan juga menerapkan atau memasukkan unsur-unsur cerita di atas ketika menulis sebuah cerita baik dalam bentuk cerpen atau pun novel.
Sebab akan membuat karangan yang kamu tulis memiliki arah, struktur, dan peristiwanya mengalir dengan baik sehingga pembaca dapat larut dalam kisahnya.