
Bu Dian meminta penjelasan Karla atas tindakannya itu. Karla menjelaskan bahwa nilai sempurna adalah nilai yang selalu diinginkan orang tuanya. Lengsernya dia dari peringkat satu paralel cukup membuat orang tuanya marah.
Melalui penjelasannya, aku melihat lubang hampa di diri Karla. Tuntutan itu membuatnya tertekan dan frustasi. Karla seperti tidak menemukan jalan apapun untuk masalahnya.
Cerpen – Tentang Kertas Sontekan dan Karla by Tiana Rayunda
Sepertinya ini bukan jenis kasus yang bu Dian hadapi untuk pertama kali. Bu Dian menangani Karla dengan baik. Beliau memintaku untuk kembali ke kelas lebih dahulu setelah semua masalah clear.
Beberapa hari setelahnya, Karla meminta maaf di depan kelas atas penemuan kertas sontekan yang menggangu jalannya ulangan harian. Dia juga memita maaf padaku setelahnya. Karla sempat tidak masuk beberapa hari setelah pengakuan dan permintaan maafnya itu. Suasana canggung sempat terbentuk antara teman sekelas dan Karla.
Namun, masalah ini sepertinya mendekatkan Karla dan Teri. Aku sering melihat mereka membahas pelajaran bersama. Terkadang mereka terlihat serius membahas soal-soal matematika setelah pelajaran selesai. Yah, kurasa keaadan itu cukup membut Karla kembali banyak tersenyum.
Artikel yang sesuai:
Sedangkan aku, kembali dengan aktivitasku sehari-hari bersama Kevi. Berangkat bersama—kadang masih terlambat, keluar kelas paling awal setelah pelajaran, main gim hingga larut malam, masih menjadi orang paling susah memahami matematika, dan masih takut dengan bu Dian. Semuanya terasa sempurna ketimbang drama yang dibuat Karla.
Penulis: @tiana.rayunda






