Cerpen – Tentang Sontekan dan Karla by Tiana Rayunda

Tentang Kertas Sontekan dan Karla

“Sebenarnya, ada cara paling gampang yang bisa kita lakukan untuk mengetahui siapa pemilik kertas ini. Kita bisa lihat CCTV dan semuanya beres. Tapi, saya ingin pemilik kertas ini mengaku dengan kesadarannya sendiri.” Bu Dian masih menatapku dan Karla dengan tenang.

“Ini kesempatan terakhir buat kalian, ada yang mau mengaku ini punya siapa?”

Aku dan Karla saling melirik sengit. Tentu aku tidak akan mengajukan diri sebagai pemilik kertas itu. Bagaimanapun rasa intimidasi atas ketenangan bu Dian tidak mempan terhadapku, karena memang bukan aku pemiliknya.

Cerpen – Tentang Kertas Sontekan dan Karla by Tiana Rayunda

“Okay, mari mulai dari Karla. Kenapa kamu menuduh kertas sontekan ini milik Dira? Dan kenapa tidak ada peluang kalau kamu pemiliknya?” Suara bu Dian terdengar tegas dengan sorot mata serius menatap Karla.

Karla berdeham, memainkan jarinya, “Karena itu ada di bawah meja Dira. Nggak mungkin juga saya yang menyontek, saya bisa mengerjakan soal itu tanpa rumus.”

Aku terbelalak tak percaya. Secara tidak langsung ia menuduhku sebagai tukang sontek karena dia lebih pintar. Gila, cewek ini benar-benar. Aku bukan lagi tidak menyukainya, aku mulai membencinya.

“Baik. Kalau Dira? Alasannya apa?” Bu Dian ganti menatapku.

Dengan perasaan jengkel yang kentara, aku melirik Karla yang kembali menunduk. “Ya karena kertas itu bukan punya saya. Ada di bawah bangku saya bukan berarti punya saya kan, Bu? Nggak bisa asal tuduh begitu. Lagian, penjelasan di papan tulis step by step aja saya masih nggak paham, ya kali saya bikin sontekan modal rumus doang. Mending sekalian aja nyontek Karla,” jelasku panjang lebar.

“Jadi, diantara kalian tidak ada yang mengaku?”

Kami mengangguk. Bu Dian tersenyum simpul tanpa bisa diartikan. Beliau membuka ponsel dan terlihat mengetikkan sesuatu.

Tinggalkan Komentar