Bagaimana kelihatannya dunia ini sebenarnya? Kurasa, aku tidak akan pernah tahu. Hidupku gelap. Sejak kecil aku sudah terbiasa dengan rasa sepi. Bahkan ramai justru membuatku canggung. Aku lebih nyaman dalam kesendirian.Aku buta, sebut saja begitu. Aku tidak terlalu peduli dengan istilah tuna netra yang sengaja di gaungkan agar aku merasa dihargai.
Yang jelas aku buta. Sudah biasa bagiku dituntun dan mendengarkan bisikan iba. Sejak kecil aku tidak bisa melihat indahnya dunia karena sejak dilahirkan aku sudah buta. Sendiri dan sepi sudah biasa kurasakan. Aku mungkin tidak bisa melihat orang-orang. Namun aku bisa membedakan mereka dari suara. Suara orang yang baik dan jahat bisa kukenali dengan baik sehingga aku bisa bertahan di dunia ini.
Cerpen – Rupa Dunia by Inong Islamiyati Abdullah
Warna? Apa itu. Yang bisa kulihat hanyalah gelap. Katanya gelap adalah warna hitam berarti selamanya aku hanya bisa mengetahui warna hitam. Lawan dari gelap adalah cahaya. Jika ada cahaya maka kita bisa melihat banyak hal dan merasa hidup. Namun, apa daya. Yang namanya cahaya tidak pernah ada dalam hidupku.
Pernah sekali aku ingin melakukan bunuh diri karena aku dirundung di sekolah. Dulu saat masih di taman kanak-kanak, semua temanku baik dan tidak membedakan aku hanya karena aku berbeda. Namun ketika aku sudah berada di sekolah dasar terutama saat aku berada di kelas 4, semuanya makin menjadi. Julukan si buta dari gua hantu, gadis buta, menjadi hal yang selalu aku dengar setiap hari. Namun bukan hanya itu yang mereka lakukan.