Cerpen – Makanya Jangan Liat Dong! by Anjelika

Cerpen - Makanya Jangan Liat Dong! by Anjelika

“Hosh… Hosh… “

Seorang cewek berlari-lari dengan terburu-buru ke sebuah halte dengan nafas terengah-engah, kecapekan. Eisha Teretta, sebuah nama yang tercetak di sebelah kiri dada seragam itu. Nama yang cukup manis, selaras dengan wajah cantiknya.

Tubuhnya tinggi semampai, rambut hitam legam yang cantik bergelombang, kulitnya putih, dan wajahnya -siapapun terutama cowok pastinya gak rela gak perhatiin – berbentuk oval dengan sepasang mata mirip kucing, bibirnya tipis, dan bulu mata lentiknya, tidak dibuat-buat, sealami saat lahir.

Cerpen – Makanya Jangan Liat Dong! by Anjelika

Cewek itu melirik jam tangan yang meliliti pergelangan tangannya yang putih Mulus, jam keluaran terbaru, lalu mengumpat dalam hati.

Duh, sia-sia gue lari sejauh ini, mana kura-kuranya gak datang lebih cepat, (kura-kuranya adalah panggilan darinya untuk sebuah angkot yang biasa mengantarnya ke sekolah). Sesuai dengan namanya, angkot itu sangatlah lambat, bahkan pejalan kaki pun menang darinya, tidak berkelas, jorok, dengan warna-warna catnya yang sudah hampir terkikis penuh, diganti dengan karatan sana sini.

Namun apalah daya, satu-satunya transportasi yang selalu sedia ada saat ini, hanyalah angkot butut itu. Ia masih belum punya SIM. Karena usianya baru menginjak 16 Tahun, belum cukup berumur. Seandainya punya mobil, sudah berjejer puluhan di halaman rumahnya. Maklum, anak orang kaya sih!

Seorang cowok, Kira-kira nya usianya tidak terlalu jauh di atasnya, mungkin sekitar dua puluhan, merokok dengan asyiknya di sampingnya. Refleks, cewek itu terbatuk-batuk.

“Uhuk uhuk” Cewek itu menutup hidung dan mulutnya dengan sebelah tangan, sebelahnya lagi mengibas-ngibas, menghalau asap rokok yang menuju padanya.

Di halte itu, hanya ada Geisha dan cowok perokok itu. Meskipun di tempat yang terbuka, cewek itu tetap tidak terbiasa menghirup asapnya. Jadilah ia terus terbatuk-batuk, dengan geram ditahan dalam hati.

Duh, oom ini. Kalau mau ngerokok jangan disini juga dong! Bukannya auranya positif, malah tebar penyakit. Awas saja jika guenya sampai kena kanker paru-paru. Katanya menjadi perokok pasif lebih beresiko terkena penyakit. Dih tolong deh, gue gak mau mati muda. Masih cantik-cantik gini, udah jadi mayat. Jelek, sumpah.

“Kalau mau liatin, bilang aja dek. Gak usah malu-malu gitu” tiba-tiba si oom perokok berkata, masih dalam ngerokok. Pandangannya tidak mengarah pada Eisha, tetap lurus ke depan.

Eisha menatap cowok itu, linglung. “Eh, enak aja. Siapa bilang gue malu malu sambil ngeliatin lo? Sadar siapa lawan bicara yang ditujukan cowok itu, Eisha segera mengernyit. ” sory ya om, gue gak tertarik buat namanya ngerokok. Gue gak mau muka gue yang cantik-cantik gini rusak keriput gara-gara orang rusak”

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn