Cerpen Lucu Romantis – Masih Ada Harapan di Antara Doa yang Belum Dikabulkan by Mohammad Arif

Ada yang kangen membaca cerpen lucu di kanal detak pustaka? Sudah beberapa bulan aku memang tidak pernah menulis cerpen lucu. Sebenarnya bahan untuk cerpen lucu banyak banget, hanya saja tidak bisa mengimplementasikan ke dalam cerita karena suasana hati yang lagi tidak lucu alias berantakan. Hem, kok jadi curhat. Gini bro, pernah gak kamu suka dengan seseorang, terus orang yang kamu suka, suka dengan lain, tentunya bukan kamu. Pernah? … Sama anjir.

Aku adalah mahasiswa tingakt 2 di salah satu PTN ternama di Surabaya jurusan ilmu ekonomi. Jadi, hampir setiap hari aku ngitung dan analisis uang mulu. Jurusan ini memang aku dambakan banget, apalagi cita-citaku menjadi seorang pemalas, alias uang datang sendiri meskipun sedang tiduran di teras. Terdengar ngaco sih, tapi beneran kok, aku suka ngaco.

Hampir setiap hari aku pergi ke kampus, hanya hari sabtu dan minggu saja yang libur. Itu pun kalau tidak ada tugas. Ada satu mata kuliah yang aku banget, istilahnya menggambarkan diriku banget deh. Yaitu statistika, wih ngitung doang tuh hidup. Yah emang hidupku ngitung doang, bedanya subjek yang dihitung aja. Jika statistika ekonomi yang dihitung adalah analisis ekonomi, yang aku hitung adalah deretan cewek incaran yang sudah memiliki pacar sebelum aku menembaknya. Padahal udah pdkt loh, hem memang nasib orang ganteng kadang ditindas. Tapi aneh juga sih, masak selalu ditindas.

Udahlah, statistis memang menggambarkan diriku banget, dan bisa membuatku ingat betapa tertindasnya diriku dikibuli mereka. Tapi, baru-baru ini aku dekat dengan seorang cewek. Namanya Ufa, anak kelas sebelah sang pemilik nomor 01 di Nomor Induk Mahasiswa di jurusan ekonomi angkatanku, keren ya? Aku aja dapat 99. hampir sempurna tuh. Ufa adalah salah satu cewek yang dapat nyambung dengan segala ucapanku, meskipun kadang dia sering ngawang lihat ke atas (lihat cecak pacaran) untuk memaksakan nyambung denganku. Yah emang gini sih kalau terlahir beda, bicara aja harus ada kecocokan koneksi. Oh iya, aku ini beda, kalau ngomong suka gak jelas, makanya banyak yang gak nyambung denganku.

Aku kenal dengannya melalui tulisan, yah kami tercipta untuk menjadi penulis dan semoga saja ditakdirkan untuk kolaborasi di masa yang akan datang. Selamanya juga boleh, asal Tuhan setuju. Aku pernah membuatkannya 2 bait puisi rayuan, meskipun terdengar agresif, sebenarnya puisi itu adalah terjemahan lagu Queen dengan judul Love of My life. biarlah dia gak tahu.

Setiap ada momen atau waktu lenggang, aku meluangkan waktu untuk menghubunginya dan sekali-kali ketemu demi terjalinnya ikatan yang lebih matang, cielah serius amat bahasanya. Demi dekat aja gitu. Ujung-ujungnya memang dekat, bahkan dekat banget. Setiap hari kami komunikasi.

‘Rif di atas langit ada langit ya? Kata Ufa.

‘Mitosnya sih gitu, tapi selama aku hidup dan ketika aku memandangi lagit, di atas langit ya gak ada apa-apa. Hambar aja gitu …’

‘Masak sih?’

‘Iya, beneran. Aku ini orang paling jujur di antara anak kos-kosan Ibu Gatot loh’

‘Kamu mandangnya pake otak sih, coba pake hati. Pasti hasilnya beda. Di atas langit ada langit maksudnya bukan secara fisik, yang terlihat nyata. Tapi bagaimana kita mengartikan itu sebagai makhluk yang memiliki hati nurani. Langit itu luas, tidak ada pagar pembatas dan memberikan kehidupan untuk mahkluk hidup. Kita kan mahkluk hidup, artinya kita telah diberi kehidupan oleh langit. Dan kamu tau gak rif? Langit juga ada yang memerikan kehidupan, yaitu Tuhan.’ Kata Ufa sambil memandangi langit malam saat kami ngobrol bedua di kursi taman kampus.

‘Iya sih bener juga, aku setuju banget’ jawabku datar memandang wajah Ufa.

‘Eh ada bintang jatuh Rif, berdoa minta sesuatu’ kata Ufa semangat.

‘Ya Allah semoga Ufa menjadi pacarku!!’ ucapku keras spontan di depan mata Ufa.

Ufa diam sambil memejamkan mata….

Dia mulai membuka mata dan berkata ‘Aku tadi berdoa agar berjodoh dengan orang tampan, kaya dan jelas. (Kayaknya bukan aku banget deh). Kamu tadi doa apa?’

(anak ini gak dengar aku bilang keras ya?) ucapku dalam hati.

‘Emm.. tadi aku berdoa biar jadi orang tampan, kaya dan jelas. Hehe’ jawabku ngaco.

‘Hahaha.. Yuk balik!’

Aku dan Ufa memang tidak tercipta bersama, setidaknya untuk saat ini. Karena Tuhan belum mengabulkan doaku. Tapi, suatu saat mungkin bisa iya juga bisa tidak. Meskipun secara terang-terangan aku tidak pernah berkata “aku suka kamu” tapi, rasa itu sebenarnya ada dan akan ku simpan untuk masa yang akan datang, masa yang tepat tentunya. Entah kapan, dan aku kan menunggu waktu itu.

Sekarang ini aku sudah mahasiswa tingkat 4, kedekatanku dengan Ufa terhenti saat pertengahan tingkat 4, dimana kami harus melakukan study untuk proses kelulusan kami. Ya gitu deh, berpisah karena sebuah kesibukan. Boleh diakui, itu adalah perpisahan terindah, karena sebelum-sebelumnya, perpisahanku dengan sang gebetan adalah kerana doi sudah memiliki pacar sebelum aku mengungkapkan perasaanku ke doi. Kata lainnya ketikung, aku kalah cepat dan aku akui memang aku kalah cepat. Semua yang jadi pacarnya memang jauh dari ku, lebih ganteng, kaya dan tentu jelas alias tidak ngawur. Tapi ada satu hal yang tidak bisa ditandingi dariku, yaitu kekuatan menahan jomblo selama 5 tahun.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *