Di bawah pohon rambutan dengan hembusan angin sepoi-sepoi, kami duduk di ayunan, aku dan saudara jauh ku, nama nya Kiky umur kami berjarak 2 tahun saja. Kami memang tinggal di daerah yang berbeda, tapi saat hari libur dia akan selalu mampir menjenguk ku kerumah, walau kami sama-sama pendiam tapi tetap saja menyenangkan, karena banyak hal yang aku suka dari nya, mungkin karena aku masih kecil jadi suka sekali saat aku dimanja oleh nya, bahkan semua hari-hari selalu tertawa bersama nya.
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, kami yang masih anak-anak mengucap janji yang tak biasa, karena dia yang anak tunggal satu-satu nya anak ayah dan ibu nya, dia sangat senang dengan ku, dia menganggap aku adik nya dan ingin kembali lagi waktu liburan akan datang.
“dik, sabar menunggu ya, nanti pas liburan sekolah lagi kakak akan kembali kesini,”
Dan aku dengan sedih nya menganggukkan kepala ku yang tak ingin dia pergi, dan sesaat tanpa menoleh dia pergi dengan ayah dan ibu nya tanpa menatap aku yang sedih atas kepergiannya, liburan yang begitu singkat, aku juga berharap punya kakak laki-laki, dan berharap dia akan kembali dan selalu menunggunya.
Cerpen – Hanya Sebagai Adik by Yulia Novalista
Hari selalu terlewati, aku anak paling kecil di rumah, dan jarak usia cukup jauh dengan kakak ku, waktu liburan pun datang, aku sengaja tidak mau kemana-mana liburan ini, karena berharap kak Kiky menemui ku kembali, tapi nyatanya liburan hampir berakhir bahkan ujung rambut nya pun tak kelihatan, aku merasa sedih dan pergi ke bawah pohon rambutan dimana tempat kami dulu sering bermain, wah begitu sepi nya aku mengharap orang yang mungkin sudah lupa denganku. Aku menghembuskan nafas panjang dan beranjak dari sana.
Artikel yang sesuai:
Terus dan terus selama bertahun-tahun aku tak pernah bertemu dengannya lagi, sedetikpun aku tak melupakannya, bahkan suara nya pun aku masih ingat. Saat ini aku sudah kelas 1 SMA, dan aku mempunyai banyak teman laki-laki maupun perempuan, semua nya sangat menyenangkan, banyak hal yang telah terlewat tapi dia tetap membayangi hari-hari ku, sekarang aku berfikir apakah aku merindukannya? Apakah aku begitu ingin bertemu dengannya? Aku ingin menghapus semua fikiran ku tetapi tak bisa, bahkan ingin aku lupakan namanya, tapi ada saja yang akan membuat ku ingat kembali padanya.
Pulang sekolah di awal minggu dan hari ini terakhir kesekolah karena besok sudah mulai libur semester, dan masih berharap bisa bertemu dan aku membuat harapan yang bahkan hati ku saja tertawa mendengarnya, aku ingin bertemu dengannya dan menyatakan rasa rindu yang mungkin ku rasa selama ini. Begitu berharap nya aku agar bisa bertemu dengannya.
Kami pergi ke pasar sekedar jalan-jalan dan mencari camilan dengan teman-teman, karena besok tidak bisa selalu bersama lagi karena sudah mulai libur sekolah, sepanjang jalan kami bersenda gurau tanpa menghiraukan orang-orang memperhatikan kami karena sangat berisik, tiba di jalan yang agak ramai, kami pun saling berpegang tangan agar tidak tertinggal. Dan aku terhenti di tengah keramaian
“aduuh..!”
kaki ku terinjak oleh seorang laki-laki tapi aku tak memperhatikannya,dan sibuk mengomel
“duh, kenapa sih gak lihat-lihat, kaki ku jadi sakit,!”
“maaf dik, aku gak sengaja, karena aku buru-buru, sekali lagi aku minta maaf,” sambil membungkukkan badannya.
Seketika aku terperanjat, dan aku rasa aku kenal dengan suara ini, dan aku memiringkan kepala ku dan menatapnya, apa yang aku dengar? Sampai di tengah ramai begini aku masih membayangkan suaranya. Tanpa sempat aku menjawab teman ku yang telah menarik kuat tangan ku agar cepat pergi, tapi aku tertahan karena mainan tas ku yang menyangkut di tas nya, dan teman ku yang melepaskan, karena kami sama-sama berpandangan satu sama lain.
“kamu kenapa sih? Segitu nya liat orang itu, emang kamu kenal, kamu suka?” teman ku mulai buka suara memecah lamunan ku yang sedang dia tarik menjauh dari situ.
“oh, gak sih cuma aku rasanya pernah kenal, tapi mungkin perasaan ku aja, yuk kita jalan lagi,”
Kami pun melanjutkan langkah untuk menjelajahi pasar mencari jajanan yang paling kami suka, tak terasa sudah hampir sore, kami pun memutuskan untuk pulang dan diantar oleh salah satu teman ku. Sesampai nya dirumah bukannya langsung mandi aku malah pergi lagi ke bawah pohon rambutan itu, yang sekarang sudah sangat rimbun tapi tidak ada ayunan lagi disana, hanya tempat duduk kecil yang dibuatkan kakak untuk kami bersantai sore hari. Aku duduk menyandarkan punggung ku, dan mencoba memikirkan kembali suara itu dan aku masuk ke dalam lamunan ku, mungkin kah aku mencintai nya? Apakah dia cinta pertama ku? Dalam keheningan suara handphone memecah suasana, dan cepat-cepat melihat dan ternyata ada pesan masuk dari teman plus saudara ku di kampung seberang sana,
“hai, akhir minggu kamu kemana?, jalan-jalan yok, ada yang mau ketemu nih,!”
“gak kemana-mana, hanya dirumah aja, aku lagi mager, tapi karena jarang-jarang kamu ngajak okelah,” aku membalas sambil senyum dan berfikir kira-kira siapa ya yang ingin ketemu. Dan bertanya-tanya tumben-tumbenan saudara ku yang satu itu ngajakin jalan.
Akhir minggu pun tiba, aku berangkat dari rumah sendiri, karena ternyata nanti nya rame-rame dengan teman-temanku yang lainnya, sekedar ngumpul dan nongkrong saja sambil minum jus, aku pun datang telat dari mereka semua, dan aku kaget kenapa ada orang yang aku temui di pasar waktu itu? Apakah dia yang ingin berkenalan dengan ku?
Salah satu teman menhapus lamunan ku “he, ngapain kamu berdiri disitu, sini ada yang pengen ketemu,”katanya dengan nada yang tinggi, aku pun berjalan mendekati mereka dan tak melepas pandangan ku dari nya,
“kenalkan aku Rizky”
Aku menjabat tangannya dan memperkenalkan diriku dengan malu -malu, dan hanya terdiam saja sampai teman ku yang lain meninggalkan kami berdua, dan barulah disitu kami mulai berbicara satu sama lain karena kecanggungan kami.
“kamu benar gak ingat aku?”
“nggak, emang kakak siapa?” aku menjawab dengan polos
“aku orang yang dulu selalu main ayunan dengan mu”
Aku ternganga seketika dan menatap nya dengan kaget dan mata yang menahan bulir- bulir air disudut mataku, apakah aku salah dengar? Aku menginterogasinya dengan serius,
“masa?, kak kiky? Tadi bilangnya Rizky, kenapa baru sekarang datang, kenapa baru sekarang kakak jumpai aku, dan kenapa berbohong dengan janji nya”
Dia hanya kaget dengan semua cerocosan ku yang tak henti tanpa membiarkan nya menjawab pertanyaan ku,
“rupanya kamu masih ingat, kakak kira kamu akan lupa, nama kakak memang Rizky kamu aja yang dulu suka manggil kakak dengan kiki saja, maaf kakak baru bisa datang sekarang, maaf kakak buat kamu menunggu, kakak ingin kamu tau kalau kakak mulai minggu depan akan pindah kesini, ke sekolah yang sama dengan mu juga”
Aku dengan kekagetan ku tanpa henti melantunkan kata kata kesal padanya akhirnya terhenti juga mendengar dia bicara seperti itu
“benar kakak akan pindah kesini?, aku akan menunggu”
Aku pun sangat senang dan berbincang lama dengan nya, aku sangat senang dia tidak lupa, dia tidak pernah lupa dengan ku, bahkan saat bertemu di pasar waktu itu saja dia menyadari itu aku padahal sudah lama sekali tidak bertemu. Sorenya aku kembali kerumah dengan perasaan sangat bahagia, orang yang aku tunggu selama ini akhirnya kembali
Beberapa hari saja terlewati, dan tiba-tiba ada yang memanggilku diluar, kata ibu ada yang mencariku karena ingin bertemu, aku beranjak dari duduk ku dan melihat siapa yang datang, ternyata kak Kiky, ngapain dia kesini sendirian dari tempat nya yang jauh. Tersenyum aku mempersilahkannya masuk dan ibu ku melirikku menanyakan siapa itu aku jawab dengan santai, kak Kiky, dan begitu ibu ku pun ikut kaget, sudah lama sekali kenapa bisa sampai kesini bahkan sendirian dengan jarak lebih kurang 3 jam dari tempat nya, hanya untuk menemui ku. Dia hanya tersenyum malu malu saja dan ibu ku meninggalkan kami berdua, aku sadar mungkin dia cinta pertama ku begitu juga dengannya, sampai kami saling menemukan satu sama lain.
Kami menghabiskan waktu dengan berbincang lama, dan akhirnya sudah ke sorean tapi dia tetap ngotot akan langsung pulang kerumah nya yang jauh, karena alasannya ibunya tidak tau dia pergi ketempat ku.
Berhari hari berlalu tiba saat nya akan masuk sekolah, dan aku berharap bisa bertemu dengannya lagi nanti di sekolah, benar saja dia jadi pindah ke sekolah ku tapi dari kejauhan aku melihatnya bersama seorang perempuan yang aku tau dia kakak kelas ku yang poluler di sekolah, aku beranjak pergi dan meninggalkannya, dan berfikir kenapa dia tidak menemuiku kenapa berbincang dengan asik dengan kakak perempuan itu. Aku kesal dan sangat sedih, apakah itu cemburu, patah hati atau apalah namanya.
2 minggu setelah dia pindah, dan belum pernah sekalipun dia menemui aku disekolah, kami bahkan seperti orang yang tidak saling mengenal, aku hanya melihatnya saja dari kejauhan tanpa ada niat untuk mendekat, karena dia selalu bersama dengan perempuan itu, tanpa disadari aku telah menguping mereka dan mendengar dengan jelas dia menyatakan cinta kepada kakak itu, seketika hatiku seperti dipatahkan berkeping-keping. Kenapa dia datang hanya untuk menhgancurkan rasaku, disaat aku berusaha melupakannya, dia datang dan kembali memberi harapan, tanpa sempat aku menyatakan kalau dia cinta pertama ku, tanpa sempat mengatakan aku bukan ingin menjadi adik darinya tapi menjadi kekasih nya. Tapi itu tidak sama dengan apa yang ada difikirannya, dia menyatakan cinta kepada orang yang baru dia kenal orang yang tak menunggu nya dibawah pohon rambutan itu, orang yang belum merasakan rindu bertahun-tahun kepadanya. Dia menyatakan cinta di depan 2 mata yang memperhatikannya dan selalu memperhatikannya.
Mungkin waktu tidak berpihak kepadaku, aku harus tau diri, dia hanya menganggap ku adik, hanya menganggap aku merindukannya sebagai adik kecil yang dia rindukan juga. Aku harus menghapus rasa ku, rasa yang hanya ku buat sendiri saja, rasa yang tak pernah hilang dimakan waktu, hanya rindu dan rasa cinta yang terbenam disela tangkai padi yang merunduk diujung sana. Sampaikan saja salam ku pada cinta pertama ku yang takkan pernah ingin kuingat lagi.
Tentang penulis:
Email: raysadinda14@gmail.com