Cerpen – Gadis Ibu Kota by Naswa Andara

Cerpen - Gadis Ibu Kota

Andai kau ada disini sekarang. Sejujurnya aku membutuhkan teman untuk bicara saat ini.

Aku hanyalah gadis ibukota yang pergi mengarungi segala tempat hanya untuk mencari buku. Walaupun hanya genre roman klasik tapi masih termasuk berburu, kan?

Berdiri dibawah teriknya langit ibukota. Bertahan dalam keadaan panas, kondisi kerumunan penumpang angkutan kota yang berdesak-desakan sering sekali kulihat dari balik kacamataku. Entahlah, rasanya sudah seperti menjadi makanan sehari-hari.

Aku belum pernah berpikiran untuk jatuh cinta sebelumnya, mungkin karena aku terlalu larut dalam imajinasiku sendiri sampai aku lupa kalau ada realita yang harus kulewati saat ini.

Eskrim, bunga, coklat……semua itu terlintas dalam kepala. Aku ingin sekali diberikan itu semua dari orang yang mencintaiku, namun aku bertahan sekuat tenaga karena aku tidak mau larut dalam harta duniawi.

Akan lebih bermakna jika aku memiliki seorang teman, bahkan seorang pasangan hidup untuk bicara. Aku ingin berbicara lama-lama dengannya. Ingin melihat ekspresi wajahnya saat aku menceritakan bagaimana perkembangan kehidupanku yang tidak banyak orang ketahui.

Aku sangat menghargai orang yang selalu membahagiakanku kalau semesta ingin kita bisa bersatu, mungkin aku akan menjadi milikmu selamanya. Mungkin.

Sejak aku bertemu denganmu, perlahan rasa cinta itu tumbuh. Ingin rasanya memberikan apa yang bisa aku lakukan. Aku benar-benar tidak mau kehilanganmu dalam setiap perjalananku. Aku ingin menemanimu mengarungi petualangan hidup yang entah naik atau turun. Intinya, aku memang hanya ingin bersama denganmu.

Makhluk kecil itu kembali membuatku gila dengan segalanya. Aku sudah kehabisan kesabaran karena makhluk kecil itu selalu muncul dan menghalangi saat-saat ingin bertemu. Jika ada sebuah jaring-jaring, mungkin aku akan mengusirnya dan membuat semua orang dipertemukan dengan cintanya.

Sayangnya, mustahil untuk melakukan itu. Makhluk kecil itu benar-benar kecil dan tak bisa dilihat. Hanya ilmuwan dengan periskopnya yang hebat itu yang bisa melihat kemana makhluk kecil perusak pertemuan itu berada.

Aku ingin sekali mengucapkan selamat tinggal kepada makhluk itu namun aku rasa itu semua tidak akan mungkin terjadi. Rasanya semua itu hanya sebuah hal mustahil yang peluangnya sedikit sekali dilakukan.

Mulai hari ini, mulai saat ini, mulai detik ini aku hanya ingin meminta banyak hal. Aku hanya ingin makhluk kecil itu menghilang, agar aku bisa bertemu dengan orang yang ku cintai secepatnya.

Jika aku bertemu dengannya, aku hanya ingin memberikannya satu pesan. Ini adalah sebuah pesan yang teramat dalam bagi sebagian orang. Bukan, ini bukan pesan terakhir. Ini hanya sebuah pesan masa depan yang ingin sekali aku berikan kepadamu.

Jika semesta berkata kau dan aku akan bersatu, mungkin bisa dikatakan kalau kebahagiaan sedang berpihak pada kita. Kebahagiaan sedang berada di puncaknya. Hingga pada saat itu juga tak ada yang mengganggu waktu kita berdua.

Aku ingin menari di atas awan denganmu. Membayangkan kalau mimpi kita benar-benar terwujud. Sungguh, aku sangat bersyukur jika semua mimpi yang kita inginkan bisa tercapai.

Aku butuh sandaran sejenak. Aku butuh sedikit waktu untuk mengistirahatkan pikiranku dari ocehan-ocehan hingga berita tentang virus kecil yang sedang melanda dunia. Hanya ingin sekejap tak berkutik ketika aku menatap matamu.

Aku hanya ingin waktu itu. Sebentar tapi berharga. Kau itu merupakan sebuah harta karun yang ingin sekali aku jaga. Tolong, jangan pergi dari gadis kecil seperti aku. Aku tak mau kehilangan sosok sepertimu.

Aku hanyalah gadis ibukota yang sedang mencari cinta, mencari tujuan hidup dan mencari teman bercerita yang tepat. Tak ingin banyak hal, hanya ingin kau selalu ada di dekatku. Hanya itu.

Jakarta, 7 Oktober 2021