Tangan putih pucat terbentang ke angkasa untuk menggapai balon berwarna merah yang terlepas dari tangan mungil gadis kecil yang mulai menangis. Tangan pucat itu berhasil mendapatkan kembali balon lalu menyerahkan pada pemiliknya “Ini, jangan menangis lagi ya.” gadis kecil berkuncir kuda itu menerima dengan antusias lalu menatap laki – laki di hadapannya “Terima kasih Oniichan.” senyum mengembang di wajah laki – laki itu lalu matanya mengawasi gadis kecil yang berlari kembali ke taman.
Kemudian mata runcing laki – laki itu menangkap manik mata cokelat terang milik seorang perempuan yang menatapnya dari bawah pohon rindang yang ada di taman “Kenapa dia menatapku?” perempuan itu seperti mendengar ucapan sang laki – laki, tubuhnya bergerak dan berjalan dengan langkah tegas.
Cerpen – Bertemu Yuta by Rachel Grifith Charisa Wijaya
Mata runcing laki – laki itu semakin beradu dengan mata bulat perempuan yang semakin mendekat “Maafkan aku tidak sopan.” ucapnya sambil menundukkan kepala sejenak “Aku menatapmu bahkan.” dia mengeluarkan kamera dari dalam tas ransel “Mengambil fotomu tanpa ijin. Aku akan menghap..” sebelum perempuan itu melanjutkan, dia mendengar tawa dari sang laki – laki, perempuan itu mengerutkan kening.
Laki – laki itu melirik kerutan kening di wajah perempuan itu “Aku pikir kamu adalah ibu dari gadis kecil dengan balon merah tadi.” perempuan itu menggelengkan kepala “Ah bukan. Aku seorang fotografer dan sedang mencari objek yang menarik di sekitar sini.” laki – laki itu mengangguk “Silahkan kamu simpan fotoku, aku tidak keberatan untuk difoto.” senyumnya mengembang lagi membuat perempuan itu terpesona “Siapa namamu?” sedikit terkejut dengan pertanyaan perempuan itu namun dia menjawab “Yuta. Yuta Nakamoto. Kalau kamu?” perempuan itu langsung menjawab “Rika Himawari.”
Langkah kaki Rika terhenti pada taman di ujung jalan ini, dia kembali melihat laki – laki berambut hitam dengan panjang seleher. Pandangan mata laki – laki itu terarah pada kumpulan anak yang bermain di kotak pasir sedangkan bibirnya membentuk senyuman. Sebuah senyuman tulus yang membuat tangan Rika membidik objek itu dengan lensa kamera “KLIK.”
Manik mata cokelat terang Rika menatap hasil fotonya, dia terus mengamati dengan lekat wajah dan senyuman Yuta yang membuat hatinya berdesir “Ada warna baru dalam foto ini.” Rika tersenyum lalu dia mengarahkan lensa pada kumpulan anak “KLIK.” Rika kembali melihat hasil foto dan mengangguk puas.
Kepala Yuta menoleh pada Rika yang berdiri tidak jauh darinya “Perempuan itu lagi.” Rika mengangkat wajah lalu menundukkan kepala sejenak pada Yuta “Hai.” sapanya ramah, Yuta ikut menundukkan kepala. Tanpa ragu, Rika menghampiri Yuta “Kamu sepertinya senang berada di taman ini.” Yuta mengangguk “Kamu juga sepertinya senang datang ke taman ini.” Rika terkikik lalu berkata “Boleh aku duduk di sini?”
“Silahkan.” Yuta menggeser posisi duduknya sehingga Rika bisa duduk di sebelahnya lalu mengambil foto kumpulan anak dan pohon rindang yang daunnya bergesekan karena angin. Yuta memperhatikan aktivitas yang dilakukan perempuan itu “Sudah lama bekerja sebagai fotografer?” Rika menurunkan kamera dari wajah “Sepuluh tahun.” Yuta mengangguk kagum “Dimana rumahmu?” tanya Rika yang membuat Yuta sedikit terkejut “Dua blok dari taman ini terdapat toko wagashi. Keluargaku adalah pemilik toko wagashi.”
Rika tersenyum lebar “Wah menyenangkan sekali bisa makan kue setiap hari. Kamu juga membuat wagashi?” Yuta mengangkat bahu “Ya terkadang aku membantu.” tiba – tiba terlintas sesuatu di pikiran Rika “Apa kegiatanmu selama musim panas ini?” pertanyaan Rika yang acak selalu membuat Yuta terkejut namun entah kenapa dia menyukainya.
Yuta menjawab sambil menatap Rika “Duduk di taman ini sambil membaca buku atau memperhatikan anak kecil bermain. Kenapa?” Rika tersenyum lagi “Aku tidak begitu mengenal Hokkaido karena jarang pulang ke sini tapi aku butuh objek menarik untuk difoto. Apa kamu mau menemaniku untuk berjalan – jalan di Hokkaido?” kali ini Yuta sangat terkejut, dia mengarahkan pandangan ke kumpulan anak yang tertawa gembira sehingga Rika sedikit menyesal dengan pertanyannya “Kita bertemu lagi di sini esok hari sebelum pergi.” Manik mata cokelat terang itu mengerjap senang “Baiklah.” senyuman Rika mengembang sempurna membuat Yuta ikut tersenyum tipis.