Cerita Lucu Gagal Nembak Cewek – Oh Puisialan

Punya kisah asmara membuat gue bisa belajar dari masa lalu. Apa yang gue lakukan saat ini selalu berpatokan dengan pelajaran yang gue terima saat menjalin asmara dengan mantan pacar. Namun entah apa yang terjadi, ada satu momen yang membuat gue berfikir keras. Pernah gue dekat dengan seorang cewek yang gue kenal saat masih kuliah di Surabaya. Namanya Dina, entah gue lupa nama lengkapnya. Yang gue ingat Dina adalah satu-satunya cewek yang dapat membuat gue langsung jatuh hati sesaat setelah melihatnya.

Sebenarnya awal perkenalan kami cukup aneh, ada nama cewek yang nyelip diantara ratusan nama temen gue di kontak televon. Karena curiga, takutnya cowok jadi-jadian yang pakai DP hode, akhirnya gue Chat.

‘Hai’ sapa gue.

Belum sampai 2 menit handphone gue berbunyi dan satu buah notifikasi chatting tanpa nama. ‘siapa ya?’

‘Arif, em.. kamu siapa?’ jawab gue.

‘Dina, kamu Arif siapa?’ Tanya Dina bingung, ya memang saat itu gue pakai DP Naruto. Mungkin dia kira gue anak bau ketek yang baru bisa main handphone trus cari nomor acak di Facebook.

‘Gini, nomormu tiba-tiba ada di handphoneku. Kamu kuliah di Surabaya?’ tanya gue.

‘Iya, kok tahu?’ tanyanya.

‘Oh berarti kita dulu satu kampus, jelas banget itu’

Setelah chatting pembuka itu kami sering saling kontak. Hingga pada suatu hari gue ketemu langsung dengannya di sebuah kafe dekat kampus. Saat itu gue ngajak dia ketemu. Meskipun dari 20 kali ngajak hanya satu kali ini aja dia mau. Memang kalau dilihat-lihat dari DP gue saat ini sama kayak psikopat haus darah perawan.

‘Dina?’ sapa gue saat melihatnya duduk di bangku nomor 2 belakang pintu kafe.

‘Iya, Arif ya kamu?’

‘Bener banget’ sejenak gue berdiri dengan tatapan kosong. Jika orang sekitar gue lihat pasti dikira persiapan kesurupan. Bukan itu, wajah Dina memang cantik dan enak dilihat.

‘Din.. emm, kamu sendirian?’ awalan yang gugup. Entah kenapa padahal gue adalah orang yang pandai masalah berbicara. Hanya di depan Dina lah gue jadi mati kutu seperti ini.

Hampir satu jam gue dan Dina berbincang hal-hal gak penting. Seperti tanya nomor sepatu, punya kucing atau tidak sampai gue tanya kenapa dari sekian banyak ajakan gue hanya kali ini saja dia mau ketemu gue. Ternyata dia tidak pernah ketemuan sama cowok seperti ini. Pada saat itu gue merasa laki-laki paling beruntung abad 21.

Karena pertemuan awal itulah benih cinta mulai tumbuh dalam hati gue. Meskipun belum genap 2 bulan berkenalan. Itu adalah waktu tercepat yang gue rasakan dari pada mantan-mantan gue saat itu.

‘Din aku suka kamu’ ucap gue di depan cermin sambil membayangkan Dina ada di depan gue.

Gue ambil handphone untuk menelevon Dina, gue ajak dia ketemu di tempat pertama kita bertemu. Disana gue akan melancarkan serangan pamungkas setelah hampir dua bulan mendekatinya. Sudah satu bulan yang lalu gue terakhir ketemu dengan Dina di tempat itu.

‘Ada apa Rif?’ tanya Dina bingung sesaat gue datang di kafe.

‘Emm.. gini Din, aku mau ngomong’

‘Ngomong apa?’ tanya Dina serius sambil menatap tajam mataku. Saat itu fikiran gue blank tak karuan. Sehingga apa yang gue katakan tak sesuai yang gue rancakanan.

‘Mau baca puisi’ jawaban spontan dari mulut gue.

‘Wuiiihhhh.. Ayo dong!’ saat itulah gue merasa kembali ke era 80an kala puisi masih umum dipakai sebagai bahan untuk mengungkapkan perasaan. Dengan perasaan malu gue membaca sebuah puisi dari seorang puitis ternama. Semua orang di kafe melihat gue dan di akhir puisi gue berlutut seakan-akan menegaskan bahwa gue nembak dia beneran. Tapi emang beneran sih.

‘Din kamu mau jadi pacarku?’

‘Maaf ya Rif, aku gak bisa. Kamu kan baru kenal aku. Maaf ya? Nanti aku buatin puisi buat balas perasaanmu’ hal pertama yang gue fikirkan adalah buat apa dia buatin gue puisi? Gue pasti tahu, isi puisinya hanya penolakan dan kata semangat buat gue.

Kesalahan gue saat itu adalah terlalu dini mengungkapkan perasaan. Gue bahkan belum mengenal teman-temannya. Makanan kesukaannya pun belum tahu. Kocak memang, mengingat saat SMA gue paling jago untuk urusan cewek. Entah waktu kuliah gue jadi mlempem kayak krupuk upil dikasih sambal air.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *