Cara Membentuk Kebiasaan Membaca dengan Mengetahui Minat

Cara Membentuk Kebiasaan Membaca dengan Mengetahui Minat dan Kesukaan

Membaca adalah gerbang cakrawala menuju pengetahuan baru yang lebih luas dari saat ini. Ibarat sebuah rumah, membaca adalah pintu yang selalu dipakai untuk keluar masuknya ilmu. Membaca merupakan instrumen penting dalam tujuan mencapai kesuksesan. Karena membaca akan membuat pola fikir kita luas, kritis dan tajam. Sehingga akan lebih mudah mengembangkan kreatifitas dalam bekerja atau menciptakan lapangan pekerjaan baru (Farizna, 2018).

Dalam dunia pendidikan, aktifitas membaca merupakan sebuah rutinan wajib setiap harinya. Karena dengan membacalah siswa akan menerima ilmu baru dan wawasan baru. Dengan membacalah siswa akan menggali informasi dan akan mengkritisinya dalam sebuah pertanyaan. Sesuai dengan kurikulum baru, siswa diharuskan aktif bertanya kepada guru. Sehingga pemikiran kritis harus ada dalam jiwa siswa.

Dalam mengembangkan jiwa kritis, siswa memang diharuskan untuk minat terhadap kegiatan membaca. Karena dengan membacalah siswa akan menemukan sebuah masalah yang tak bisa dipecahkan hanya lewat membaca saja, tapi bertanya pada orang yang lebih bisa, yaitu guru.

Cara Membentuk Kebiasaan Membaca dengan Mengetahui Minat dan Kesukaan

Sebelum ini, banyak artikel di internet atau bahkan jurnal ilmiah yang membahas tentang bagaimana meningkatkan minat baca. Bahkan pada tahun 2015 melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) waktu itu, Anies Baswedan mewajibkan setiap sekolah untuk meluangkan waktu 15 menit untuk membaca sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar (Prayogi, 2015).

Upaya tersebut jelas untuk meningkatkan minat baca orang Indonesia. Namun, berdasarkan studi “Most Littered Nation In the World ” yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada Maret 2016 menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara dalam hal minat membaca (Kompas.com, 2016).

Rendahnya minat baca orang Indonesia berdampak pada pemikiran kritis, khususnya terhadap pelajar. Berfikir kritis adalah upaya menganalisis gagasan berdasarkan penalaran logis. Berfikir kritis bukanlah berfikir lebih keras, melainkan berfikir lebih baik. Seseorang yang mengasah kemampuan berfikir kritis biasanya memiliki  tingkat pengetahuan yang tinggi.

Jika minat membaca orang Indonesia tetap rendah, maka kegiatan belajar mengajar akan menjadi kurang efisien karena siswa yang kurang aktif bertanya dan kurang kritis menanggapi penjelasan guru. Sehingga kurang adanya interaksi produktif antara guru dan siswa.

Cara Membentuk Kebiasaan Membaca

Sesuai yang dipaparkan di atas, siswa mampu mengutarakan pertanyaan jika sudah mampu mengkritisi sebuah literasi atau bacaan sebelumnya. Jika kebiasaan ini dibiarkan, pemikiran yang tidak kritis akan berdampak besar pada kehidupan bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Karena kurang kritis, akan banyak politikus yang melakukan kesalahan tanpa terendus masyarakat. Bukan hanya politik, masalah sosial juga. Sehingga pemikiran kurang kritis ini harus segera dihilangkan, khususnya dalam ranah pendidikan.

Dalam mengembangkan berfikir kritis, ada satu faktor penting yang sangat berpengaruh. Yaitu: membaca. Membaca seakan menjadi awalan dari semua hal, termasuk dalam hal mengembangkan kemampuan berfikir kritis. Dikutip dari wikihow.com, ada tiga metode yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan berfikir kritis. Yaitu: (1) Mengasah kemampuan bertanya, (2) Menyesuaikan perspektif dan (3) Meluangkan waktu untuk mulai mencoba melakukannya.

Namun, disadari atau tidak tiga metode tersebut diharuskan untuk membaca. Sehingga minat akan membaca menjadi point penting dalam mengembagkan kemampuan berfikir kritis. Karena melalui membaca siswa akan mengasah kemampuannya dengan membandingkan literasi-literasi yang telah dibaca. Sehingga peran membaca memang sangat penting. Namun, bagaimana jika minat membaca siswa masih rendah? Haruskah meningkatkan minat membaca siswa?

Dari dulu pertanyaannya tetap sama, yaitu “bagaimana cara meningkatkan minat baca”. Namun tidak kunjung menemukan jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan tersebut. Apakah ada yang salah? Sebenarnya, kesalahan ada pada pertanyaannya. Seharusnya adalah “bagaimana cara meningkatkan minat”. Kata membaca dihilangkan.

Minat adalah kesadaran seseorang dalam suatu objek, suatu soal atau suatu hal yang bersangkut-paut dengan dirinya. Pengetahuan atau informasi tentang objek tersebut pasti akan digali dan dicarinya (Witherington, 1999). Namun dalam langkahnya, siswa harus mampu mengetahui minatnya terlebih dahulu. Sehingga akan mencari informasi tentang minatnya, hal paling mudah untuk mencari informasi tentang minatnya tak lain adalah dengan membaca.

Pertanyaannya sekarang, bagaimana seorang siswa dapat mengetahui minatnya. Sama seperti pengertian minat di atas, minat adalah suatu  yang bersangkut paut dengan diri kita. Seperti hobby sehari-hari, kegemaran, dan kegiatan yang membuat siswa ingin terus melakukannya. Minat seperti dorongan yang membuat siswa ingin melakuan hal tersebut secara berulang-ulang dan tidak ingin diganggu.

Sehingga jika siswa mampu mengetahui hobby, kegemaran dan suatu kegiatan yang membuatnya ingin terus melakukannya maka dapat dipastikan siswa tersebut mengetahui minatnya dimana.

Setelah mengetahui minatnya dimana, secara mandiri siswa akan mencari informasi-informasi yang berhubungan dengan minatnya. Baik bertanya kepada teman terdekat atau orang tua. Saking hausnya informasi akan minatnya, siswa akan membaca buku apapun tentang minatnya tersebut. Sehingga dengan mengetahui minatnya saja, seorang siswa akan mampu meningkatkan minat baca. Dan cara ini terbukti efektif untuk meningkatkan minat baca sekaligus kemampuan berfikir kritis siswa.

Fungsi minat terhadap membaca adalah sebagai pendorong atau stimulus siswa dalam menyukai kegiatan membaca. Melalui minat, siswa akan gemar membaca. Dalam hal ini guru atau orang tua akan sangat berperan dalam proses membiasakan siswa untuk gemar membaca. Salah satunya adalah dengan memberikan bahan bacaan yang sesuai topik atau karakter minat siswa. Meskipun membutuhkan waktu, namun cara ini tergolong efektif (blog.ruangguru.com, 2016).

Minat baca yang tinggi akan berguna untuk kegiatan belajar mengajar di sekolah. Guru tak harus memaparkan materi sejak awal, namun hanya mereview sebagian materi dan menjawab pertanyaan yang sudah disiapkan siswa sejak belajar di rumah. Sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Minat baca yang tinggi juga akan berpengaruh terhadap pemikiran kritis siswa. Sehingga membuat kelas terasa lebih hidup karena ada interaksi antara guru dan siswa.

Dapat disimpulkan bahwa mengetahui minat akan berpengaruh terhadap kegemaran membaca dan kegemaran membaca akan berdampak pada kemampuan berfikir kritis siswa. Sehingga siswa akan mampu menemukan segudang pertanyaan berkualitas yang akan menghiasi proses belajar mengajar.

Hal ini positif untuk pendidikan di Indonesia, dengan tumbuhnya pemikiran kritis maka guru-guru di Indonesia akan dengan mudah menyuntikkan segala ilmu yang dimiliki dengan efisien tanpa paksaan. Karena siswa sudah hadir di kelas dengan sifat “kepo” yang tinggi akan pembelajaran yang akan diterima.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *